
PADANG – Menjelang sahur, Sabtu (20/6) di bulan Ramadhan ini, menjadi momen yang tak terlupakan bagi Syafril dan keluarga. Dia tak membayangkan, di tengah kehidupannya yang serba kekurangan dan merasakan minimnya perhatian dari pihak manapun untuk perbaikan kualitas kehidupan bagi keluarganya, dia dikunjungi Walikota Padang. Tak tanggung – tanggung, Walikota membawa serta beberapa orang jajaran SKPD untuk makan sahur bersama keluarga di gubuk sederhanya.
Sepuluh tahun sudah pasangan suami istri, Syafril dan Desniwati bersama ketiga anak mereka tinggal di rumah gubuk yang terbuat dari papan. Kondisi gubuk itu kini telah lapuk, di dindingnya terdapat banyak lubang, atapnya pun sudah bocor, sehingga tak lagi memenuhi syarat kesehatan. Namun, Syafril dan keluarga terpaksa bertahan di gubuk yang sangat sederhana itu karena ketiadaan biaya untuk memperbaikinya. Keinginan Syafril untuk membangun rumah permanen dan lebih layak baru sebatas mimpi. Betapa tidak, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari pun jauh dari cukup dengan penghasilannya sebagai buruh pembibitan pada sebuah instansi pertanian.
Warga Kampuang Kapuak Kongsi, Kelurahan Aia Pacah Kecamatan Koto Tangah ini, hanyalah pria bersahaja yang tak terlalu “neko – neko” dalam menjalani hidup ini. Meski sempat menamatkan SMA, namun Syafril memilih pekerjaan yang tak berhubungan dengan pendidikannya tersebut. Sampai ia mempersunting Desniwati, pria itu setia dengan pekerjaan yang memberinya penghasilan Rp60 ribu sampai Rp80 ribu sehari ini.
Sementara sang istri, Desniwati alias Idaih, setiap hari setia mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan mengurus ketiga buah hati mereka yang membutuhkan perhatian khusus. Ya, karena putra sulung mereka Rido Prayogi yang saat ini memasuki usia remaja, 17 tahun, merupakan anak berkebutuhan khusus yang bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB). Sementara putra kedua mereka, sudah beberapa bulan ini lebih banyak berbaring di rumah karena sakit menderita batu ginjal. Beruntung, putri bungsu mereka yang duduk di kelas dua SD menjadi anak cemerlang yang meraih peringkat pertama di sekolahnya dan tumbuh menjadi anak yang mandiri.
Syafril tak menyangka, dini hari itu keluarganya mendapat kunjungan mendadak dari rombongan Walikota yang tergabung dalam Tim Singgah Sahur. Ia mengaku gembira bercampur haru. “Kami gembira, Pak Walikota bersama bapak – bapak dari Pemko Padang mau berkunjung ke rumah kami yang buruk dan jalannya yang lanyah,” ungkap Syafril menanggapi kedatangan Walikota Mahyeldi dan rombongan.
Ia memuji pemimpin seperti Mahyeldi Ansharullah adalah sosok yang merakyat dan peka terhadap penderitaan warganya. “Pak Mahyeldi pemimpin yang sederhana dan arif dengan penderitaan orang kecil. Seumur hidup, baru sekarang saya tahu pemimpin yang sebaik Pak Mahyeldi,” katanya.
Sementara itu Walikota Mahyeldi menyebutkan, kunjungan ke rumah Syafril adalah kegiatan Singgah Sahur perdana pada Ramadhan ini. Seperti Ramadhan sebelumnya, tim melihat kondisi warga yang termasuk kurang beruntung, baik dari kelayakan tempat tinggal, pendidikan dan kesehatannya. “Ini salah satu upaya kita untuk mengentaskan kemiskinan di Kota Padang. Yaitu dengan memperbaiki tempat tinggal warga miskin sekaligus memberikan penguatan untuk peningkatan ekonomi mereka,” ujarnya.
Pada Ramadhan tahun ini, menurut Walikota, ditargetkan 12 rumah warga miskin yang tersebar di 11 kecamatan dapat dikunjungi. “Seperti Ramadhan tahun lalu kita bisa mengunjungi delapan rumah warga dan setiap rumah yang dikunjungi kita berikan santunan, dan dibedah rumahnya jika lahannya milik sendiri,” imbuh Wako.
Usai sahur di rumah Syafril, Walikota Mahyeldi dan rombongan melaksanakan sholat subuh di masjid terdekat. Adapun pimpinan SKPD yang ikut dalam rombongan ini, yaitu Kepala Bapedalda Edi Hasymi, Kepala Bappeda Hervan Bahar, Kepala Dinas Kesehatan Eka Lusti, Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Frisdawati, dan Kepala Bagian Humas dan Protokol Mursalim, serta didampingi Camat dan Lurah setempat. (der)