Foto-foto Berlatar Minangkabau Dipamerkan di Univ.Deakin Australia

VICTORIA – Komunitas Minang Aperture Community (Miniature) memamerkan 36 karya foto yang berlatar Minangkabau pada acara Indonesia Council Open Conference/ICOC di Universitas Deakin kampus Waterfront di kota Geelong Melbourne, negara bagian Victoria, Australia, Kamis – Jumat (2-3/7).

Pameran berjudul ‘West Sumatran: People and Culture’ itu menampilkan 10 karya fotografer yang memiliki latar belakang pendidikan berbeda, yakni Zairi Waldani, Teddy Winanda, Maizal Chaniago, Hendra Nasri, Rahmadi Ihksan Harsa, Taufik Tayung, Yose Hendra, Primayudha, Aan Uncu dan Yenny Narny.

Ketua Komunitas Miniature, Yenny Narny menyatakan, semua foto yang dipamerkan menampilkan beberapa ikon ranah Minang, seperti Istano Pagaruyang dan Jam Gadang di Bukittinggi.

“Selain itu, juga ada peristiwa budaya seperti Baralek Gadang, Pacu Itiak di Payakumbuh dan Pacu Jawi di Batusangkar. Beberapa karya menarik lainnya adalah tentang kegiatan keseharian dari masyarakat yang berada di ranah Minangkabau,” katanya kepada padangmedia.com.

Dosen Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya yang sedang menempuh Pendidikan S3 di Deakin University itu menambahkan, pada pameran tersebut, hadir Duta Besar Indonesia untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema dan Nino N Riphat serta Konjen Melbourne, Dewi Savitri Wahab.

Pada kesempatan itu, Dubes RI menyebutkan bahwa pameran foto ini merupakan sebuah kegiatan yang positif. “Setiap daerah yang di Indonesia memiliki tradisi tinggi, seperti Sumatera Barat ini, harus mengenalkan tradisinya kepada masyarakat Australia karena tidak seluruh masyarakat Australia tahu,” sebutnya.

Menurutnya, 80 persen wisatawan Australia itu hanya pergi ke Bali. “Mereka kalau mereka sudah nyaman di suatu tempat, mereka akan tetap pergi ke situ. Sementara, menurut saya kita harus mengembangkan lagi mereka dan harus memberikan pengertian yang lebih besar kepada mereka tentang siapa Indonesia itu. Dengan mereka melihat budaya kita yang demikian tingginya, contohnya dengan melihat bagaimana arsitektur kita di rumah Gadang, ini tidak ada dimanapun di dunia, ini begitu membanggakan. Saya pikir ini adalah sesuatu yang tepat sekali untuk kita tunjukan,” ujarnya.

Konjen Dewi Savitri Wahab menambahkan, dengan cara ini, bukan hanya menarik turis, tetapi juga menarik simpati mereka terhadap kekayaan hasanah budaya kita.

“Pameran foto ini memberikan perspektif yang lain mengenai Indonesia. Foto-foto yang ditampilkan menggambarkan tentang kehidupan sehari-hari yang mencapture human interest dari masyarakat Sumatera Barat,” sebut Dewi.

Beberapa pengunjung yang hadir juga memberikan komentar positif terhadap pameran ini. Jane Ahlstrand, salah seorang mahasiswi Australia menyebutkan, pameran tersebut telah memamerkan foto-foto yang mengambar tentang budaya dan kehidupan di Sumatera Barat yang membuka mata banyak orang Australia bahwa keindahan Indonesia bukan hanya ada di Bali saja.

Daerah lain seperti Sumatera Barat juga memiliki keindahan dan daya tarik tersendiri yang tergambar melalui foto yang ditampilkan dalam pameran ini, jelasnya.

Salah seorang pengunjung yang berasal dari Jepang, Yoshi Abe menambahkan, pameran telah menarik dia untuk mengatur perjalanan wisata ke Sumatera Barat.

Sebelumnya, Dr. Jemma Purdey, Ketua Penyelenggara ICOC menyatakan, pameran ini merupakan bahagian yang penting dalam konfrensi. Karena, ia mengkomunikasikan tentang budaya Indonesia kepada peserta konfrensi yang datang dari berbagai belahan dunia.

“Pameran ini diselenggarakan bersamaan dengan penampilan 100 makalah yang membahas tentang Indonesia pada acara Indonesia Council Open Conference/ICOC,“ pungkasnya. (tumpak)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *