SAWAHLUNTO – Perhelatan Festival Tangsi Baru pada Sabtu (5/3) malam seakan menjadi ajang nostalgia masyarakat Sawahlunto. Masyarakat kota tua ini dikenal memiliki ragam kultur budaya serta kesenian yang tetap lestari. Festival Tangsi Baru digelar di Kelurahan Tanah Lapang Kecamatan Lembah Segar yang kini didaulat menjadi Kampung Seni.
Berbagai kesenian mulai dari orkes Keroncong, Tarian Jawa, Sunda, Batak dan jajanan kuliner nusantara mewarnai iven yang digelar Forum Masyarakat Seni Tanah lapang (Formasta) di kawasan Loebang Mbah Soero tersebut. Ruas jalan disesaki warga yang seakan ingin mengulang kejayaan kampung yang dahulunya adalah perkampungan buruh tambang ini.
Ketua Formasta Sawahlunto Heri Surya Putra menyatakan, kegiatan ini digelar sebagai ajang silaturrahim serta menggairahkan lagi seni budaya dan kuliner yang pernah ada di daerah yang dulunya bernama Tangsi Baru. Kegiatan festival diadakan selama satu hari penuh dengan diisi oleh berbagai penampilan kesenian dari sanggar dan paguyuban seni yang ada.
“Potensi kawasan yang dahulunya pemukiman warga multieknik dan multikultural ini diangkat kembali dalam kegiatan yang dikemas dalam festival seni budaya dan kuliner,” katanya.
Ia mengungkapkan apresiasinya terhadap warga khususnya paguyuban dan komunitas seni budaya yang ikut berpartisipasi seperti Paguyuban Kalimosodo, Sanggar Seni Parmato Hitam, Sanggar Galang Maimbau, Orkes Keroncong Setia Abadi dan Orkes Lapseg, Perkumpulan warga Batak, Kesenian Kuda Kepang oleh Paguyuban Harapan Jaya dan Grup Tumerco Band yang pernah berjaya pada masa lalu.
Ia berharap, ke depan, festival Tangsi Baru dapat menjadi agenda kota. Disamping penampilan berbagai seni budaya, juga menyuguhkan kekayaan kuliner ini akan menjadi daya tarik wisata di Kota Tua Sawahlunto. (tumpak)