PADANG- Perkembangan sistem ekonomi digital semakin maju, peningkatan pengguna Quick Respon Indonesia Standard (QRIS) juga melonjak signifikan. Hingga saat ini, tercatat sebanyak 25,1 juta merchant QRIS di seluruh Indonesia dengan pengguna sebanyak 32,4 juta.
Deputi Kantor Perwakilan Bank Indonesia wilayah Sumatera Barat Dadang Arif Kurnia menyampaikan, seiring
perkembangan secara nasional tersebut, di Sumatera Barat merchant dan pengguna QRIS juga meningkat tajam.
“Hingga Maret 2023, merchant QRIS di Sumatera Barat mencapai 380.887 merchant atau tumbuh 47,85 persen year on year (yoy),” kata Dadang dalam acara nonton bareng main event Festival Ekonomi dan Keuangan Digital (FEKDI) 2023, di kantor Perwakilan BI Sumatera Barat, Senin (8/5/2023).
Dadang menambahkan, peningkatan juga terjadi pada jumlah pengguna. Ia menyebutkan, hingga Maret 2023 tercatat sebanyak 483.733 pengguna atau tumbuh 157,02 persen yoy. Sementara secara nasional pengguna QRIS tumbuh 81,25 persen.
Kemudian, lanjut Dadang, Perkembangan volume transaksi menggunakan QRIS juga meningkat, Secara nasional volume transaksi QRIS pada periode Januari sampai Maret 2023 mencapai 402, 1 juta transaksi atau tumbuh 142,94 persen. Sementara pada periode yang sama volume transaksi di Sumatera Barat tercatat 1,8 juta atau tumbuh 24,28 persen yoy.
Dari sisi nominal transaksi, Sumatera Barat mengalami pertumbuhan sangat pesat, hampir tiga kali lipat pada periode Januari sampai Maret 2023. Tercatat nominal transaksi menggunakan QRIS di Sumatera Barat pada periode tersebut sebesar Rp283 miliar atau tumbuh 292,7 persen yoy. Sementara itu secara nasional juga meningkat yaitu Rp40,5 triliun atau tumbuh 242,99 persen yoy.
“Perkembangan positif dari QRIS tersebut menjadi tantangan bagi Bank Indonesia untuk senantiasa berinovasi
meningkatkan kemudahan layanan penggunaan, kecepatan proses transaksi dan settlement-nya serta meningkatkan keamanan agar masyarakat semakin yakin dalam menggunakan QRIS,” kata Dadang.
Dia menambahkan, implementasi digitalisasi sistem keuangan saat ini tidak hanya menyasar transaksi ritel namun juga didorong untuk meningkatkan pendapatan daerah serta pengelolaan anggaran daerah secara efektif dan efisien. Dia menyebut, Sumatera Barat telah mengimplementasikan hal itu dalam pengelolaan transaksi keuangan dan telah menunjukkan perkembangan pesat.
“Salah satu indikatornya adalah Indeks Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD), Sumatera Barat telah 17 pemda yang mencapai tahap digital dan 3 daerah lainnya berada pada tahap maju. Hal ini turut didorong oleh berbagai upaya yang dilakukan oleh Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD),” paparnya.
Mengulas FEKDI 2023 yang bertemakan Synergy and Innovation of Digital Economy, Dadang menyampaikan kegiatan tersebut merupakan bagian dari sosialisasi dan edukasi digitalisasi sistem pembayaran, termasuk juga perlindungan konsumen serta gerakan cinta, bangga dan paham Rupiah.
Dia menambahkan, kegiatan itu sekaligus menjadi momen untuk meningkatkan sinergi antara Bank Indonesia,
pemerintah daerah, PJP, pelaku usaha dan asosiasi dalam meningkatkan awareness kepada pemangku kepentingan mengenai penggunaan digital payment khususnya QRIS dalam bertransaksi. Baik itu melalui sosialisasi, edukasi maupun promosi yang dilakukan secara masif. F
Komentar