
AGAM – Kabupaten Agam pernah mempunyai objek wisata terkenal pada tahun 1960-an yang terletak di Nagari Duo Koto, Kecamatan Tanjung Raya. Objek wisata tersebut adalah Linggai. Linggai merupakan satu dari dua objek wisata milik Pemerintah Kabupaten Agam. Satunya lagi adalah objek Ambun Tanai di Kecamatan Matur.
Seiring dengan perjalanan waktu, Linggai tidak menarik lagi untuk dikunjungi. Menurut beberapa warga Duo Koto, penyebab Objek Wisata Linggai ‘mati suri’ adalah meningginya permukaan air Danau Maninjau akibat keberadaan PLTA Maninjau.
Sejalan dengan otonomi daerah, Pemkab Agam berupaya menghidupkan lagi Linggai. Meski tidak mudah dengan keuangan yang selalu defisit serta keengganan investor untuk berinvestasi di Linggai.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Disparpora) melalui Kabid Pengembangan Objek Wisata, Rinaldi, ST saat berbincang-bincang dengan padangmedia.com, Jumat (23/2), saat Kepala Dinas Pariwisata Agam dijabat oleh H. Junaidi, SH, telah dibuatkan DED (Detail Engineering Design) lokasi dan telah ditawarkan berbagai kemudahan kepada investor berminat.
“Dengan kemampuan apa adanya, telah dilakukan langkah awal perbaikan Linggai, berupa meninggikan lokasi objek.
Kemudian, pada tahun 2017, dilakukan pekerjaan pembangunan dengan dana DAK Rp2,5 miliar. Pekerjaan yang dilakukan, antara lain penataan kawasan, dan pembangunan dermaga,” katanya.
Kemudian, pada tahun 2018, dengan dukungan dana Rp2,480 miliar dilakukan pekerjaan pembangunan pusat informasi, panggung kesenian, gapura identitas, dermaga pariwisata dan pembangunan talud.
Pada tahun anggaran 2019, diusulkan pula dana pembangunan Linggai sebesar Rp19 miliar untuk gerbang wisata, toilet, kantor, area parkir, kedai souvenir, bronjong dan pagar bronjong, pagar area.
Dermaga apung juga akan dibangun lebih lanjut bersama dermaga wisata. Lanjutan panggung kesenian juga akan dikerjakan, sehingga benar-benar layak sebagai panggung kesenian wisata.
Pembangunan lainnya adalah pembangunan pusat informasi, pembangunan toilet dan gudang, playground papan catur, dan kios kuliner juga dilakukan.
“Agam kaya dengan kuliner khas, maka diperlukan kios khusus untuk itu,” ujar Rinaldi.
Sebagai sebuah daerah “madani” di Linggai, akan dibangun sebuah musala lengkap dengan perlengkapannya. Di sana, pengunjung bisa menunaikan ibadah seperti salat wajib yang lima waktu.
Pemkab juga akan menyediakan genset untuk cadangan energi bila suat waktu PLN ngadat.
Kemudian, dalam sebuah objek wisata dibutuhkan plaza terbuka. Dulu, di Objek Linggai terdapat sebuah menara pandang. Bila pengunjung naik ke menara tersebut, mereka bisa melihat pemandangan sekeliling Linggai. Menara itu sangat digemari pengunjung. Ke depan, menara pandang akan dihadirkan lagi di Linggai bersama menara pengawas.
“Pokoknya, kita mau Linggai benar-benar menjadi sebuah objek wisata menarik,” tambah Rinaldi.
Semua perlengkapan akan dibangun sesuai dengan kapasitas objek wisata modern. Dermaga apung diyakini akan sangat menarik minat pengunjung. Area parkir juga akan ditata sedemikian rupa, sehingga mendukung keindahan objek.
“Bila pembangunan selesai nanti, kami yakin Linggai akan menjadi tujuan wisata unggulan di Agam,” ujarnya berpromosi. (fajar)