MEDAN – Sebagian Kota Medan, Sumatera Utara mengalami hujan abu vulkanik tipis yang cukup mengganggu pandangan pengendara dan pejalan kaki Minggu (3/7) malam sekitar pukul 21.00 Wib. Abu vulkanik ini berasal dari produk erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo yang terjadi sore hari sekitar pukul 18.29 Wib.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan, erupsi tidak terlalu besar dengan tinggi kolom abu vulkanik 1.500 meter. Angin bertiup perlahan ke arah timur dan tenggara sehingga material abu vulkanik terbawa dan jatuh di Kota Medan.
“Aktifitas vulkanik Gunung Sinabung masih sangat tinggi dan potensi erupsi susulan juga masih tinggi. Pada hari ini sudah terjadi tiga kali erupsi, 38 kali gempa guguran, 10 kali gempa frekwensi rendah dan 2 kali gempa hybride,” terangnya.
Dia menambahkan, guguran lava pijar sejauh 700 sampai 1000 meter ke arah Tenggara – Timur dan 1000 meter ke arah Selatan – Tenggara. Status Gunung Sinabung masih tetap AWAS dan Badan Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan larangan masyarakat dan pengunjung untuk beraktifitas dalam radius 3 kilometer dari puncak.
Masyarakat dalam jarak 7 km untuk sektor Selatan-Tenggara, 6 km untuk sektor Tenggara-Timur dan 4 km untuk sektor Utara-Timur laut agar dievakuasi ke lokasi aman. Artinya daerah-daerah tersebut adalah zona merah yang harus dikosongkan.
“Masyarakat diimbau untuk mematuhi semua larangan. Zona merah adalah daerah berbahaya dan masyarakat diminta untuk tidak beraktifitas apapun di zona merah,” tambahnya.
Hingga saat ini, lanjut Sutopo, masih ada 9.319 jiwa atau 2.592 KK yang mengungsi di 9 posko pengungsian. Selain itu, ada 1.683 KK warga dari 4 desa yang tinggal di hunian sementara (huntara) menunggu proses relokasi mandiri. (feb)
Komentar