SAWAHLUNTO – Dewan Perwakilan Rakat Daerah (DPRD) Kota Sawahlunto menyorot penurunan kualitas pendidikan di Kota Sawahlunto. Salah satu indikatornya adalah pencapaian nilai Ujian nasional (UN) tahun 2015 yang tidak mencapai target hampir di seluruh tingkatan. Bahkan, nilai UN tahun 2015 turun dibanding tahun 2014.
Indikator lainnya, berkurangnya jumlah siswa tamatan SLTA Kota Sawahlunto yang diterima di perguruan tinggi dibanding tahun sebelumnya. Ditarget sebesar 52, 00 persen, tapi hanya terealisasi 28,41 persen.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua DPRD Sawahlunto, Hasjohi Sy dalam catatan–catatan strategis terhadap Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah Kota Sawahlunto tahun anggaran 2015 pada sidang paripurna yang dipimpin Ketua DPRD Emeldi, Wakil Ketua Weldison dan Hasjhoni Sy, Kamis (28/4).
Di samping hal di atas, ia memaparkan belum semua anak di Sawahlunto dapat menikmati pendidikan yang layak dan pelayanan kesehatan yang baik. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) hanya terfasilitasi 52 persen, turun dari dari tahun 2014 67 persen. Kondisi itu dinilai sebuah ironi di sebuah kota yang telah dinyatakan layak anak.
Untuk solusinya, DPRD menyarankan perlunya bimbingan belajar (bimbel) dan try out dengan mengoptimalkan jam full day di sekolah untuk persiapan siswa mengikuti UN dan seleksi mesuk perguruan tinggi negeri. Baik yang dilakukan sekolah maupun yang dilakukan bimbingan belajar swasta.
“Kebijakan melarang guru membuka bimbel perlu dipertimbangkan kembali,” tegas Hasjhoni pada paripurna yang dihadiri Walikota Ali Yusuf dan Wakil Walikota Ismed serta sejumlah kepala SKPD setempat.
DPRD meminta pemerintah daerah perlu mengevaluasi penempatan tenaga pendidik. Begitu juga dengan banyaknya guru-guru potensial yang pindah ke daerah lain karena tidak berdomisili di Sawahlunto atau pindah ke SKPD sebagai pejabat struktural.
SMA Unggul
SMA Negeri 3 Kota Sawahlunto rencananya akan dijadikan SMA unggul. Namun, anggota dewan melihat hal itu sulit dicapai karena keadaan saat ini belum menggambarkan proses menuju sekolah unggul. Di antaranya seperti penempatan guru yang tidak melalui seleksi, penerimaan siswa SMA N 3 atau input yang tidak terencana serta proses belajar mengajar yang tidak terprogram untuk menuju sekolah unggul.
Terkait penyampaian catatan-catatan LKPJ tersebut, Walikota Sawahlunto Ali Yusuf menyatakan akan memahaminya. Berbagai kekurangan dan kelemahan akan menjadi perhatian di masa datang. (tumpak/r)
Komentar