DPRD Nilai Proyek Pembangunan Los Pasar Sawahlunto Asal Jadi

Proyek Los pasar Sawahlunto asal jadi
SAWAHLUNTO – DPRD kota Sawahlunto menilai hasil pembangunan los pasar  kota Sawahlunto asal jadi dan terkesan masih belum rampung serta tak  mengindahkan estetika bangunan.

Hal ini terlihat dari kondisi lapangan dari kunjungan kerja Komisi III  DPRD kota ini yang dipimpin Deri Asta yang didampingi Kepala Dinas  pekerjaan Umum serta kepala dinas DPPKAD Buyung lapau serta Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Rabu (27/1).

Kondisi belum selesai serta beberapa bagian proyek yang dikerjakan oleh rekanan CV Anak Buah Jao bernilai  Rp.1.658.900.000 ini masih belum difinising pemplesteran, pipa penahan tangga yang goyah dan sudah berkarat serta sudah ada atap yang robek.  “ hasil pekerjaan los pasar ini sangat buruk dan beberapa bagian harus diperbaiki dan dilengkapi. Supaya saat dihuni tidak menjadi keluhan  pedagang dan masyarakat yang datang dipasar ini” sebut Deri Asta pada tinjauan lapangan yang juga diikuti Sekretaris Komisi III, Adi Ikhtibar, anggota Yunasril, Masrisal, Eflia Rita Dewi dan Lazuardi.

Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Nova Erizon berjanji  akan menindaklanjutinya dan pihak PPK Wensky Hardi juga telah menerima  beberapa masukan dan saran tim yang dapat ke proyek bernomor kontrak
510/11/SPK-DAK/Perindakopnaker/SWL-2015 tersebut. “ kita ada komitmen dan menyurati pihak rekanan tentang beberapa kewajiban yang menjadi tanggungjawabnya. Dan dalam masa pemeliharaan    akan diselesaikan” jawab Wensky.

Sebelumnya, pembangunan los Pasar Sawahlunto menjadi sorotan DPRD Kota  Sawahlunto. Dewan menilai pelaksanaan terlalu lambat dan ada keraguan apakah sudah sesuai dengan spek perencanaan atau tidak.

Wakil Ketua DPRD Sawahlunto, Hasjhony saat meninjau pelaksanaan proyek  bersama komisi III, Kamis (12/11/2015) lalu, menyatakan, pelaksanaan proyek itu sangat janggal. Karena, dari jawaban para pengawas lapangan
dan PPTK membenarkan bahwa hanya dua tiang beton saja yang memakai split. Sedangkan sebagian besar hanya menggunakan kerikil saring. “Temuan ini harus ditindaklanjuti oleh Dinas PU dan jajaran pengawas serta PPK dan PPTK pekerjaan agar apa yang jadi temuan bersama kepala Dinas PU ini ditindaklanjuti,” ungkapnya pada tinjauan lapangan yang dipimpin Deri Asta dan diikuti anggota Komisi III DPRD Yunasril, Adi Ikhtibar, Elfia Rita Dewi, Lazuardi dan kepala Dinas PU Nova Erizon itu.

Setidaknya dari perencanaan apakah sesuai sebagian memakai split  dengan mutu beton K.225 dengan temuan lapangan yang memakai kerikil saring. Karena, dari segi harga split dengan kerikil saring jauh lebih  mahal split, sebutnya. (tumpak)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *