PAINAN- Kenyataan Kawasan Mandeh tak jauh beda dengan Raja Ampat tak ditampik anggota Komisi X DPR RI. Hanya saja, kelemahannya adalah soal promosi. Mandeh sangat potensial untuk dikembangkan namun belum tereksplorasi karena minim promosi.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Haris Almansari dalam kunjungan kerja DPR RI ke kawasan Mandeh, Kamis (1/10) mengakui keindahan alam menyimpan potensi tersebut. Untuk menggali potensi itu, yang sangat dibutuhkan adalah upaya mempromosikannya sehingga kawasan wisata Mandeh bisa berkembang.
“Kalau Kawasan Mandeh dikatakan beda tipis dengan Raja Ampat, pada kenyataannya memang seperti itu. Tidak bisa dibantah, namun kelemahannya hanya dari segi promosi,” kata Haris.
Untuk itu, katanya, pengajuan proposal oleh Pemerintah kabupaten Pesisir Selatan ke pemerintah pusat melalui Komisi X DPR RI akan diperjuangkan semaksimal mungkin. Nilai proposal yang diajukan sebesar Rp2 miliar untuk promosi akan dikordinasikan ke Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif.
“Sekarang ada pengajuan proposal untuk promosi dari pemkab Pesisir Selatan. Komisi X akan men-support dan akan memperjuangkannya secara maksimal,” tegasnya.
Ia menambahkan, Kawasan Wisata Mandeh akan menjadi kajian bagi DPR RI khususnya Komisi X untuk dikembangkan. Potensi wisata yang dimiliki kawasan ini sangat besar namun membutuhkan perhatian serius.
Sementara itu, Plh Bupati Pesisir Selatan Erizon menyambut kedatangan anggota Komisi X DPR RI di Kawasan Mandeh menyampaikan harapan yang sangat besar agar DPR RI memberikan perhatian terhadap pengembangan Kawasan Mandeh.
“Pemkab Pesisir Selatan sangat berharap bantuan dan dorongan dari DPR RI untuk pengembangan kawasan Mandeh,” harapnya.
Kunker Komisi X DPR RI tersebut, selain Abdul Haris Almansari sebagai pimpinan, ada “Ceu Popong” Otje Djundjunan, Anang Hermansyah, Krisna Mukti dan beberapa orang lainnya. (feb)
Komentar