Disumbang Kenaikan Tarif Transportasi, Sumbar Alami Inflasi 0,19 Persen

Inflasi Sumbar bulan Mei 2021 (Data BPS diolah BI Sumbar)

PADANG- Indek Harga Konsumen (IHK) Provinsi Sumatera Barat mengalami inflasi pada bulan Mei 2021 sebesar 0,19 persen (month to month/ mtm). Inflasi bulan Mei antara lain disumbang oleh kelompok transportasi dengan andil sebesar 0,29 persen (mtm).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia wilayah Sumatera Barat (Sumbar) Wahyu Purnama A menjelaskan, berdasarkan berita resmi Badan Pusat Statistik (BPS), Sumbar mengalami inflasi yang rendah pada bulan Mei 2021.

“Perkembangan IHK umum Sumbar pada bulan Mei mengalami inflasi rendah sebesar 0,19 persen, atau meningkat dibanding bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar -0,01 persen,” sebut Wahyu mengutip siaran pers yang diterima Kamis (3/6/2021) sore.

Menurut Wahyu, inflasi Sumbar pada Mei 2021 disumbang oleh kelompok transportasi yang mengalami inflasi 2,05 persen (mtm) dengan andil 0,29 persen (mtm). Inflasi pada kelompok transportasi menurut Wahyu disebabkan kenaikan tarif angkutan udara dan angkutan antar kota.

“Kenaikan tarif moda transportasi sejalan dengan pola musiman yaitu mudik lebaran. Mobilitas penumpang tercatat mengalami peningkatan menjelang dan sesudah lebaran Idul Fitri 1442 H di mana masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran lebih awal menghindari pembatasan perjalanan yang diberlakukan sejak tanggal 6 sampai 17 Mei 2021,” paparnya.

Kelompok lain yang ikut menyumbang inflasi adalah perawatan pribadi yang mengalami inflasi sebesar 0,86 persen (mtm). Penyebabnya adalah kenaikan harga emas perhiasang yang memiliki andil sebesar 0,04 persen.

“Harga emas perhiasan mengalami kenaikan dipicu oleh kondisi global karena lonjakan kasus Covid-19 sehat,” ujarnya.

Inflasi lebih lanjut tertahan oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami deflasi -0,60 persen dan andil -0,18 persen. Kelompok makanan mengalami deflasi disebabkan melimpahnya pasokan komoditi pangan seperti cabai merah, bawang merah, ikan dan lainnya.

Wahyu memaparkan, secara spasial, Kota Padang mengalami inflasi jnflasi 0,19 persen (mtm). Meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar -0,05 persen (mtm). Realisasi inflasi tersebut menjadikan Kota Padang sebagai kota dengan inflasi tertinggi ke-14 dari 20 kota yang mengalami inflasi di Sumatera dan ke-57 dari 78 kota di Indonesia yang mengalami inflasi.

Sementara, Kota Bukittinggi mengalami inflasi sebesar 0,26 persen (mtm). Meningkat dibanding bulan sebelumnya sebesar 0,19 persen (mtm). Menjadikannya sebagai kota dengan nilai inflasi tertinggi ke-8 dari 20 kota yang mengalami inflasi di Sumatera dan ke-42 dari 78 kota di Indonesia.

Secara tahunan, inflasi bulan Mei 2021, tercatat sebesar 1,74 persen (year on year/ yoy). Menurun jika dibandingkan dengan realisasi April 2021 yang sebesar 2,19 persen (yoy).

Sementara itu, secara tahun berjalan sampai dengan Mei 2021, inflasi Sumbar tercatat sebesar 0,24 persen your to date/ytd). Meningkat dibandingkan realisasi April 2021 yang inflasi sebesar 0,05 persen (ytd). Realisasi inflasi tahun berjalan pada Mei 2021 tercatat lebih rendah dibandingkan realisasi inflasi tahun berjalan Mei 2020 sebesar 0,60 persen (ytd). (Febry)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.