PADANG- Perkembangan indeks harga konsumen di Sumatera Barat pada Bulan Mei 2023 mengalami inflasi sebesar 0,38 persen, naik dari bulan sebelumnya yang mengalami deflasi -0,03 persen (month to month/mtm). Siaran pers Bank Indonesia wilayah Sumatera Barat, Senin (5/6/2023) menyebutkan hal itu berdasarkan data resmi statistik yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS).
“Berdasarkan berita resmi BPS, IHK umum Sumatera Barat tercatat inflasi sebesar 0.38 persen (mtm), menurun dibanding realisasi April 2023 yang mengalami deflasi sebesar -0,03 persen (mtm). Secara tahunan, inflasi pada Mei 2023 sebesar 4,19 persen yoy (year on year), menurun dibanding realisasi April 2023 yang sebesar 5,24 persen yoy,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Barat Endang Kurnia Saputra mengutip siaran pers tersebut.
Dia memaparkan, secara spasial, Kota Padang mengalami inflasi sebesar 0,40 persen (mtm) pada Mei 2023. Mengalami peningkatan dibanding realisasi periode sebelumnya yang mengalami deflasi -0,03 persen (mtm). Realisasi tersebut menjadikan Kota Padang berada pada urutan ke-18 dari 77 kota yang mengalami inflasi di Indonesia. Secara tahunan, realisasi inflasi Kota Padang sebesar 4,26 persen (yoy), di urutan ke-34 dari 90 kabupaten dan kota yang mengalami inflasi di Indonesia.
Sementara itu, Kota Bukittinggi, lanjutnya, mengalami inflasi sebesar 0.18 persen (mtm), meningkat dibanding realisasi bulan sebelumnya yang sebesar 0,06 persen (mtm). Inflasi Kota Bukittinggi berada pada urutan ke-55 dari 77 kota yang mengalami inflasi di Indonesia. Secara tahunan, realisasi inflasi Kota Bukittinggi sebesar 3,56 persen yoy, menurun dibanding periode sebelumnya dan berada pada urutan ke-67 dari 90 kota yang mengalami inflasi di Indonesia.
“Inflasi gabungan dua kota tersebut pada Mei 2023 didorong oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau yang inflasi sebesar 0,55 pdersen (mtm) dengan andil 0.17 persen (mtm),” terangnya.
Dia melanjutkan, inflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau bersumber dari peningkatan harga komunitas daging ayam ras, bawang merah, jengkol, kelapa dan bawang putih. “Peningkatan harga pangan strategis tersebut didorong oleh meningkatnya permintaan terutama dari rumah makan dan restoran pasca-Ramadan dan Idul Fitri. Inflasi lebih tinggi tertahan oleh turunnya harga cabai merah, cabai hijau, kentang, petai dan terung,” ungkap Adang.
Selain kelompok makanan, minuman dan tembakau, kelompok transportasi juga ikut menyumbang andil inflasi sebesar 0.13 persen mtm dengan inflasi sebesar 0.82 persen (mtm). Inflasi didorong oleh peningkatan tarif angkutan udara yang mencapai 11,21 persen (mtm). Laju inflasi lebih lanjut tertahan oleh turunnya tarif angkutan antar kota, kendaraan carteran dan tarif kendaraan trafel seiring dengan normalnya permintaan pasca-HKBN Idul Fitri.
Secara umum, kata Adang, inflasi gabungan dua kota di Sumatera Barat pada Mei 2023 dipengaruhi oleh meningkatnya harga berbagai komoditas pangan sejalan dengan peningkatan permintaan terutama dari rumah makan/restoran dan catering untuk kebutuhan pesta pernikahan dan acara besar. Selain itu, peningkatan tarif angkutan udara menjadi pendorong utama laju inflasi sejalan dengan permintaan masyarakat yang masih tinggi pada periode arus balik Lebaran.
Periode mudik Sumatera Barat relatif lebih lama dibandingkan daerah lainnya, diikuti dengan berbagai perayaan budaya lokal yang banyak diadakan setelah Idul Fitri. Di sisi lain, penahan laju inflasi secara umum adalah penurunan harga beberapa komoditas hortikultura dan penurunan tarif angkutan darat di Sumatera Barat.
“Menurunnya tekanan inflasi tahunan didukung oleh sinergi yang kuat dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumatera Barat dalam mengendalikan harga memastikan ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi,” tandasnya. F
Komentar