
Satu orang lagi jurnalis di Sumatera Barat terkonfirmasi positif. Melani Friati dinyatakan positif Covid-19 setelah melakukan tes swab pada tanggal 2 November 2020 di Puskesmas Dadok Tunggul Hitam.
Buka – bukaan dengan kondisinya, jurnalis televisi yang bertugas di sebuah kantor berita itu menegaskan bahwa terkonfirmasi positif Covid-19 bukanlah aib. Tidak perlu disembunyikan.
“Bismillahirrahmanirrahiim. Berdasarkan pemeriksaan labor, hasil tes swab saya dinyatakan positif. Terkonfirmasi positif bukanlah aib dan tidak perlu disembunyikan. Maka sejak awal menjalani tes swab saya memberitahukan melalui media sosial saya,” kata Melani, yang juga diposting di akun FB pribadinya, Kamis (5/11/2020).
Pada 2 November 2020, saat melakukan tes swab di Puskesmas Dadok Tunggul Hitam, Melani juga menulis dan memposting potonya. Melani menulis, telah kehilangan indera penciuman dan indera pengecap sehingga tidak mencium bau dan merasakan rasa makanan sama sekali.
Dia menuturkan, dirinya berinisiatif melakukan tes swab karena mengalami ciri – ciri orang terkena virus corona. Sebagai seorang jurnalis, setiap hari mengikuti berbagai informasi tentang Covid-19. Meliput, mendalami termasuk mempelajari seluk beluk wabah yang telah mengguncang dunia hampir satu tahun tersebut.
“Saya berinisiatif melakukan tes swab karena mengalami ciri – ciri seperti yang diinformasikan. Saya ingin membantu mengubah paradigma orang – orang yang selama ini takut menjalani tes swab karena takut terkonfirmasi positif,” tulisnya.
Melani menegaskan, jika hanya hidup sendiri, tidak ada orang lain, tidak ada keluarga dan sahabat mungkin bisa egois dan tidak peduli. Namun, hidup di dunia tidak bisa seperti itu, tidak boleh egois. Situasi saat ini, di tengah wabah pandemi Covid-19, setiap orang harus memiliki empati.
“Ada orang – orang di sekitar kita. Ada keluarga, karib kerabat dan sahabat. Kita tidak boleh egois, kalau merasakan gejala segera memeriksakan diri dan membatasi interaksi. Dengan begitu, kita sudah membantu mencegah dan mempersempit penularan kepada orang lain,” tegasnya.
Melani berkisah, secara fisik dia merasa sehat. Namun, beberapa hari lalu merasakan flu karena kehujanan. Kemudian, merasa kehilangan indera penciuman dan pengecap. Tidak mencium bau apa – apa, makanan pun tidak terasa apapun.
“Secara fisik saya sehat wal afiat, saya tidak mengalami demam. Saya merasakan flu setelah beberapa hari lalu pulang kehujanan,” tuturnya.
Yakin bahwa dirinya mengalami gejala mirip dengan kondisi orang terpapar Covid-19, Melani berinisiatif mendatangi Pusksesmas untuk melakukan tes swab. Setelah itu, dia mengisolasi diri secara mandiri sampai hasil pemeriksaan labor keluar dan dirinya dinyatakan positif.
Dia mengajak, para sahabat yang merasa pernah kontak erat untuk ikut memeriksakan diri. Kepada para sahabat terutama rekan – rekan jurnalis Melani menyampaikan terima kasih atas doa dan dukungan. “Percaya lah gaes, meski hidungku tak bisa mencium bau, lidahku tak bisa membedakan rasa makanan, tapi aku masih seperti yang dulu, dan rasaku belum mati,” ungkapnya.
Pesan yang ingin disampaikan Melani, terkonfirmasi positif Covid-19 bukanlah aib. Dia ingin setiap orang memahami hal itu, baik yang terkonfirmasi positif maupun masyarakat sekitar. Corona adalah wabah yang membutuhkan upaya bersama untuk melakukan pencegahan. “Jujur kepada orang lain, open minded terhadap orang terkofirmasi positif. Ini akan sangat membantu dalam pencegahan penyebaran Covid-19,” ujarnya. (Febry Chaniago)
Kisah ini telah mendapat persetujuan Melani Friati untuk dipublikasikan