
SAWAHLUNTO – Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Sawahlunto Nova Erizon mengakui pengawasan terhadap proses pekerjaan insfrastuktur di kota itu belum maksimal. Belum maksimalnya pengawas lapangan diakibatkan minimnya tenaga yang dimiliki dinas tersebut dibandingkan dengan paket pekerjaan yang akan diawasi. Jumlah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dengan jumlah pekerjaan juga belum seimbang .
Menurutnya, saat ini Dinas PU Sawahlunto hanya punya 40 pengawas lapangan. Sementara, paket yang ada tahun lalu 250 lebih. Jumlah itu jelas tidak sebanding. Bahkan, ada satu pengawas yang mengawasi sampai 7 paket pekerjaan.
“Begitu juga jumlah PPK yang hanya 15 orang tak seimbang dengan banyaknya pekerjaan,” ungkap Nova kepada padangmedia.com saat ditemui di gedung DPRD Kota Sawahlunto, Kamis (28/4).
Untuk pekerjaan khusus, harus dilakukan pengawasan oleh pihak konsultan pengawas. Misalnya, pekerjaan yang dilakukan dinas lain yang pekerjaannya sangat spesifik atau terstruktur.
Tahun ini, Dinas PU mendapatkan tambahan 10 tenaga pengawas. Nova optimis penambahan tenaga pengawas tersebut dapat meningkatkan kualitas pengawasan.
“Dari 10 tenaga pengawas yang baru, hanya 2 orang di antaranya yang Stara. Namun, ini sangat membantu pelaksanaan pengawasan ke depan,” jelas Nova.
Dia juga mengungkapkan kondisi yang tak menguntungkan dari pelaksanaan pekerjaan tahun lalu. Hal itu diakibatkan banyaknya pekerjaan yang tak rasio dengan jumlah pengawas. Selain itu, terjadi kelangkaan bahan khususnya pekerjaan yang memerlukan beton ready mix.
“Bahan baku batu slit sangat langka di berbagai produsen yang memiliki pemasok mixed plant. Bahkan, sampai di penghujung tahun juga masih sulit disuplai,“ ungkapnya.
Ia optimis tahun ini beberapa bahan batu split sudah mulai ada. Apalagi, beberapa daerah di Sawahlunto memiliki
bahan yang kualitasnya lebih baik dari daerah lain. Ia juga optimis kebutuhan pekerjaan tahun ini akan tercapai sehingga mempermudah percepatan pekerjaan. (tumpak)