Cukup Scan QR Code, Layanan Nontunai Bank Nagari Pilihan Transaksi di Masa Pandemi Covid-19

Membayar belanja di mini market dengan QR Code. (Febry)

Masa pandemi Covid-19 telah mengubah perilaku banyak orang. Penyebaran virus corona yang lebih besar disebabkan kontak antar orang yang positif dengan orang lain serta melalui droplet mengharuskan setiap orang menjaga jarak dan menghindari kontak langsung.

Pemerintah menetapkan menjaga jarak dan menghindari kerumunan dan kontak langsung antar orang sebagai protokol yang mesti didisiplinkan di masa pandemi Covid-19. Sudah lebih setahun, protokol kesehatan tersebut diberlakukan sehingga menggoyahkan banyak sektor terutama ekonomi, termasuk transaksi jual beli.

Uang kartal atau uang tunai adalah salah satu benda yang paling sering berpindah tangan. Bagi sebagian orang, di masa pandemi bahkan tidak mau memegang uang karena kekhawatiran terhadap penyebaran virus tersebut.

Lidya, seorang karyawan swasta, merupakan salah seorang yang termasuk “takut” memegang uang di masa pandemi Covid-19. Bukan tanpa alasan, dia membayangkan uang yang tidak diketahui sudah berapa ratus kali berpindah tangan dalam satu hari suatu kali mampir di tangan orang yang terpapar Covid-19 dan virus itu menempel di permukaan uang.

“Bukan di masa pandemi saja, uang itu adalah benda yang paling sering berpindah tangan sehingga sangat rentan membawa penyakit,” ucap gadis yang berprofesi sebagai analis kima tersebut.

Meski masa pandemi Covid-19 memaksa dia untuk membatasi gerak dan interaksi, bagi Lidya banyak cara yang bisa dimanfaatkan untuk tetap beraktivitas. Nasabah Bank Nagari ini telah mengaktifkan aplikasi layanan mobile banking Bank Nagari di telepon pintarnya. Beruntung juga, Bank Nagari telah terkoneksi ke dalam sistem pembayaran Quick Response Indonesian Strandard (QRIS) Code atau Kode QRIS.

Layanan tersebut dirasakannya sangat membantu di masa pandemi. Banyak mini market dan merchant yang sudah terkoneksi dengan Bank Nagari di dalam QR Code. Lidya bebas berbelanja barang kebutuhan harian di banyak mini market. Ketika membayar tinggal mengeluarkan telepon pintarnya dan meminta kasir menunjukkan barkode QRIS dan, scan, masukkan nominal belanja dan pembayaran selesai.

“Belanja simpel, tidak dengan uang tunai jadi tidak ada kontak dengan kasir dan juga tidak serah terima kembalian,” cerita Lidya usai berbelanja barang kebutuhan harian di sebuah mini market di kawasan simpang Tunggul Hitam, Koto Padang beberapa waktu lalu.

Layanan transaksi nontunai (cashless) yang disediakan Bank Nagari sangat membantu Lidya selama masa pandemi Covid-19. Pengalaman berbelanja dengan tanpa uang tunai tersebut membuat dia merasa tenang karena kekhawatiran akan terpapar virus karena kontak langsung berkurang.

Keuntungan lain yang dirasakan Lidya adalah dia tidak perlu repot lagi menyimpan uang recehan. Karena kadang nominal pembayaran di mini market sering tidak genap kelipatan ribuan tetapi suka ada ratusan. Jadi biasanya Lidya repot dengan uang recehan yang kadang suka tercecer begitu saja.

“Kalau pembayaran nontunai, kan sesuai nominal belanja. Jadi tidak repot lagi harus mengantongi uang receh kembalian. Recehannya tetap berada di saldo, tidak tercecer di dalam tas,” tuturnya.

Selain melakukan pembayaran dengan menggunakan QRIS, Lidya mengaku juga sangat dimudahkan dalam hal transaksi atau transfer uang melalui aplikasi mobile banking Bank Nagari. Menu tersedia di dalam aplikasi sangat lengkap untuk keperluannya. Mulai dari transfer, hingga pembayaran tagihan seperti listrik, air bersih, telepon dan sebagainya. Sehingga dia tidak perlu repot ke ATM hanya untuk mentransfer uang atau melakukan pembayaran tagihan, hingga pembelian token listrik pun ada menu di aplikasi tersebut. Cukup dengan membuka aplikasi di telepon pintar, urusannya terkait transfer uang, pembayaran atau pembelian selesai.

Tangkapan layar informasi layanan QRIS Bank Nagari (ist)

Pengalaman yang sama juga diungkapkan Erwin, nasabah Bank Nagari lainnya. Namun sedikit berbeda, Erwin melakukan pembayaran menggunakan kartu debit (ATM) untuk pembayaran di kasir karena dia tidak memiliki telepon genggam berbasis android.

“Pakai kartu ATM saja, tidak pakai hp karena saya tidak biasa memakai hp android,” cerita Erwin.
Sama seperti Lidya, tujuan Erwin berbelanja menggunakan kartu debit untuk mengurangi memegang uang kertas. “Untuk berhati-hati saja, karena uang itu ‘kan berpindah-pindah tangan. Jadi kalau bisa menggunakan kartu kenapa harus membayar dengan uang tunai,” ujarnya.

Santi, kasir mini market tersebut mengaku sejak pandemi Covid-19 semakin banyak pelanggan yang menggunakan sistem pembayaran nontunai. Sehingga mini market menyediakan beberapa mesin pembayaran dari beberapa bank termasuk Bank Nagari, selain juga menyediakan sistem pembayaran dengan QRIS.

“Semakin banyak pelanggan yang bayar nontunai sejak pandemi, termasuk Bank Nagari adalah salah satu yang paling ramai. Bahkan pada awal layanan dari Bank Nagari kami aktifkan ada program promo berupa diskon belanja,” terangnya.

PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sumatera Barat atau Bank Nagari resmi mendapatkan izin Bank Indonesia menerbitkan sistem pembayaran digital Quick Response Indonesian Strandard (QRIS) atau QR Code pada 5 Februari 2020. Hebatnya, Bank Nagari merupakan BPD pertama di luar pulau Jawa dan Bali yang mendapatkan izin Bank Indonesia menggunakan QRIS.

Setelah mengantongi izin, semakin banyak merchant yang bergabung dengan Bank Nagari. Mulai dari mini market hingga pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Tentu saja layanan tersebut semakin memanjakan nasabah Bank Nagari dalam mengelola keuangan harian mereka. Tanpa perlu repot harus mengantri di kantor kas, tidak perlu harus ke ATM dulu sebelum berbelanja.

Ditambah lagi pada masa pandemi layanan kantor kas untuk penarikan uang secara manual cukup merepotkan karena harus mengurangi kapasitas ruang tunggu. Bahkan di beberapa kantor cabang pembantu dan kantor kas Bank Nagari, terpaksa harus mendirikan tenda dan menyediakan kursi tambahan di luar ruang tunggu untuk nasabah. Tujuannya, agar kapasitas ruang tunggu tidak berdesak-desakan dalam rangka menjaga jarak sesuai protokol kesehatan.

QRIS adalah QR Code pembayaran untuk sistem pembayaran di Indonesia yang dikembangkan oleh Bank Indonesia bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI). Dikembangkan untuk menunjang Sistem Pembayaran Indonesia (SPI) 2025 yang mendukung integrasi ekonomi dan keuangan digital nasional serta digitalisasi perbankan.

Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat Wahyu Purnama A, Bank Indonesia mengembangkan QRIS sebagai implementasi visi Sistem Pembayaran Indonesia (SPI) 2025. QRIS merupakan sistem yang terhubung ke seluruh platform pembayaran digital dan efektif berlaku mulai tanggal 1 Januari 2020.

Perkembangan teknologi informasi menuju Revolusi 4.0 yang semakin pesat menuntut adanya inovasi di seluruh sektor, tak terkecuali pada sistem pembayaran. Dewasa ini, aktivitas transaksi ekonomi sudah bergeser dari sistem tunai kepada sistem nontunai. Kondisi ini disikapi oleh penyelenggara jasa sistem pembayaran sehingga bermunculannya berbagai platform atau aplikasi pembayaran digital.

Menyikapi perkembangan tersebut, Bank Indonesia, sebagai lembaga berwenang menerbitkan QRIS guna menyatukan seluruh platform pembayaran dalam jaringan (online) ke dalam satu server database. Selain itu, juga bertujuan untuk mencegah dominasi salah satu platform tertentu dalam proses transaksi non tunai. *

Pebri Chaniago

Wartawan Madya 9749

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.