Cuaca Buruk, Nelayan Pukat di Pessel Menjerit

PAINAN- Nelayan pukat di Kabupaten Pesisir Selatan menjerit karena hasil tangkapan yang semakin minim akibat cuaca buruk dan perkembangbiakan ikan yang dirasakan semakin berkurang. Cuaca tak menentu paling tidak sejak dua bulan terakhir membuat pencari ikan dengan menggunakan alat tangkap tradisional itu sering gigit jari.

“Sejak dua bulan terakhir cuaca tak menentu, sehingga kami tak mendapatkan hasil tangkapan yang memadai,” ungkap Ramlan, warga Surantih kepada padangmedia.com, Rabu (2/8) mengeluh.

Tak jarang, pukat yang ditarik bersama beberapa orang temannya hanya berisi bubur laut. Karena minimnya hasil tangkapan, ia mengaku sering tidak bisa menutupi kebutuhan hidup sehari-hari.

“Untuk makan sehari-hari kadang harus berutang kepada tetangga,” ujarnya.

Kondisi yang sama juga diakui oleh Buyung, nelayan pukat di Sungai Nipah Kecamatan IV Jurai. Kondisi cuaca yang tidak menentu dan populasi ikan yang dirasakan semakin berkurang membuat ia dan nelayan lainnya sangat kesulitan menutupi kebutuhan hidup sehari-hari.

Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pesisir Selatan, Firdaus mengakui, hasil penangkapan ikan nelayan sangat bergantung kepada kondisi cuaca. Jika kondisi cuaca sedang baik, maka hasil nelayan akan baik pula.

“Memang belakangan ini kondisi cuaca sering tidak menentu sehingga nelayan tidak mendapatkan hasil yang memadai,” katanya.

Untuk mengatasi kesulitan nelayan tersebut, Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan berupaya mencari solusi dengan menambah usaha nelayan tersebut melalui perikanan budidaya. Selain itu, sejumlah program lainnya untuk membantu kehidupan nelayan juga terus dilakukan secara berkelanjutan. Sedangkan untuk perikanan tangkap sendiri juga ada bantuan-bantuan seperti alat tangkap dan mesin longtail. (tama/feb)