
PESSEL – Wabah pandemi Covid-19 menginspirasi seorang pengrajin batik di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Dewi Hapsari. Pengrajin batik yang pernah menjadi penyintas Covid-19 ini “menuangkan” virus Corona (Korona) menjadi motif dalam karya batik buatannya.
Batik motif Korona karya Dewi Hapsari diluncurkan oleh Bupati Pessel Hendrajoni bersama Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Lisda Hendrajoni, Selasa (19/1/2021). Batik Korona diluncurkan bersama Batik Jembatan Akar hasil karya kelompok pemberdayaan masyarakat di Nagari Puluik Puluik Kecamatan Ampek Nagari Bayang Utara.
Pengrajin batik motif Korona, Dewi Hapsari menuturkan, motif tersebut merupakan hikmah pernah terkonfirmasi positif Covid-19.
“Motif Korona saya selesaikan saat menjalani isolasi mandiri karena terpapar virus corona. Untuk mengusir kejenuhan menjalani isolasi, sekaligus untuk memotivasi diri agar cepat pulih,” ucapnya di sela – sela peluncuran di rumah dinas bupati di Painan, Selasa.
Melalui batik motif Korona, Dewi menyampaikan pesan “perang” melawan Covid-19. Sekaligus penyemangat untuk mereka yang terpapar dan para penyintas Covid-19. Warna tajam dan “kinclong” pada motif Korona menyiratkan simbol perlawanan terhadap wabah pandemi yang saat ini masih terjadi.
Bupati Pessel Hendrajoni dalam sambutan peluncuran dua motif batik tersebut menjelaskan, batik motif Jembatan Akar dimaksudkan untuk mengabadikan objek wisata Jembatan Akar di Bayang Utara, yang telah terkenal.
“Jembatan Akar merupakan warisan budaya yang memiliki keunikan dan telah terkenal, baik lokal maupun nasional. Keunikan ini menginspirasi pengrajin untuk mengabadikannya sebagai salah satu motif batik,” katanya.
Dua motif batik tersebut, lanjutnya, diharapkan semakin memperkaya khazanah motif batik karya pengrajin batik di Kabupaten Pessel. Dia menyebut, sebelumnya sudah ada Batik Mande Rubiah di Lunang, dan Batik Lumpo di Kecamatan IV Jurai.
Dia juga berharap, batik dengan motif yang unik tersebut dapat menjadi ikon dalam mempromosikan pariwisata Pessel.
“Diharapkan batik dapat menjadi ikon Pesisir Selatan dalam mempromosikan pariwisata kepada wisatawan lokal dan mancanegara,” harapnya.
Sementara itu, Ketua Dekranasda Pesisir Selatan, Lisda Hendrajoni mengungkapkan, kerajinan batik di Pessel sudah semakin berkembang sejak beberapa tahun terakhir.
Saat ini sudah ada tiga kecamatan yang memiliki rumah produksi batik. Yaitu Kecamatan IV Jurai, Lunang dan Ampek Nagari Bayang Utara.
“Lebih dari 200 pengrajin aktif memproduksi batik di tiga kecamatan itu, dan kami terus mendorong agar mereka terus berkarya,” katanya. (Zal)
Komentar