PAYAKUMBUH – Jamaah salat maghrib di Masjid Darussalam Padang Tiakar, Kota Payakumbuh membludak dari biasanya, Sabtu (28/12/2019). Malam itu, menjelang salat isya akan digelar tabligh akbar dengan penceramah Buya Mahyeldi Ansharullah yang tidak lain adalah Walikota Padang.
Remaja masjid berseragam biru terlihat sibuk mengatur parkir kendaraan dan menyediakan minuman bagi jamaah. Sebagian panitia menunggu kedatangan ustadz yang dijuluki Buya Bela Negara itu di gerbang masjid.
Yang dinanti akhirnya tiba. Buya Mahyeldi turun dari mobil Fortuner hitam. Panitia menyalami, seraya mempersilahkannya untuk memasuki masjid. Dengan senyum khas, Mahyeldi memberikan salam kepada seluruh jamaah.
Tidak berselang lama, pembawa acara langsung mendapuk Buya Mahyeldi naik mimbar. Yang pertama disampaikannya ialah permohonan maaf atas keterlambatannya tiba di lokasi karena tidak menyangka perjalanannya tersendat.
Dalam ceramahnya, Mahyeldi menyampaikan pentingnya persatuan. Bersatu wajib hukumnya karena merupakan perintah Allah. Sebaliknya menyebabkan perpecahan atau bercerai berai adalah dilarang sehingga haram hukumnya.
“Marilah bersatu karena wajib hukumnya. Hanya dengan persatuan umat Islam bisa kuat dan merupakan perintah Allah. Tanpa persatuan kita lemah dan akan mudah dikuasai,” kata Mahyeldi sembari mengutip ayat Al Quran serta dalil hadist.
Ceramah tentang persatuan umat diurai Mahyeldi dengan gamblang seraya merujuk kepada perintah dan dalil – dalilnya. Ceramah itu mengalir sejuk sehingga membuat jamaah begitu khidmat menyimaknya sampai masuk waktu salat isya.
Mahyeldi yang juga Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Forum Bela Negara Provinsi Sumatera Barat itu berpesan agar pembinaan generasi muda lebih diperhatikan. Hal itu berkaitan dengan peringatan Allah agar umat Islam tidak meninggalkan generasi yang lemah.
“Hendaknya kita khawatir meninggalkan generasi setelah kita adalah generasi yang memiliki banyak kelemahan. Kita harus bina dari sekarang anak – anak kita agar nanti mereka menjadi penerus kepemimpinan bangsa dan pelanjut dakwah Islam yang kuat,” tegasnya.
Lebih lanjut, Buya Bela Negara juga mengulas tentang sejarah perjuangan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan terbentuknya Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang berbasis di Sumatera Tengah atau Sumatera Barat sekarang.
“Kita tidak boleh lupa bahwa kemerdekaan Indonesia diraih berkat rahmat Allah Tuhan Yang Maha Kuasa. Lalu dipertahankan dengan jiwa dan raga oleh pejuang. Salah satu perjuangan dalam mempertahankan NKRI itu adalah terbentuknya PDRI di Sumatera Tengah. Tanpa PDRI, tidak akan ada NKRI hari ini,” imbuhnya.
Ceramah itu berhasil memancing semangat remaja Masjid Darussalam dengan teriakan, Allahuakbar ! Diikuti jamaah lainnya.
Kesempatan dibatasi masuknya waktu salat isya. Dilanjutkan dengan salat berjamaah. Selepas itu, jamaah belum langsung meninggalkan masjid karena ingin mendapat kesempatan berfoto dengan Buya Mahyeldi.(der)