Butuh Peningkatan Kinerja, Indonesia Punya Banyak Industri “Juara”

`menperin airlangga industri unggulan
JAKARTA – Industri olahan non migas Indonesia banyak yang “menjuarai” pertarungan di pasar, baik pasar domestik maupun pasar dunia. Sektor-setor industri unggulan mampu tumbuh signifikan di tengah perlambatan ekonomi global dan berkontribusi besar terhadap ekonomi nasional.

Menteri Perindustrian Kabinet Kerja, Arilangga Hartarto menyebutkan, kinerja industri olahan non migas mampu tumbuh pada kisaran rata-rata diatas 6 persen. Dia mencontohkan seperti industri makanan dan minuman yang mampu tumbuh 9,8 persen atau hampir dua kali lipat dari pertumbuhan ekonomi.

“Industri barang galian bukan logam juga tumbuh 7,2 persen, industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki tumbuh sebesar 6,9 persen serta industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik tumbuh 6,2 persen,” katanya ketika menjadi narasumber pada Indonesianisme Summit 2016 yang diselenggarakan Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA-ITB) di Jakarta, Sabtu (10/12).

Dia menambahkan, sektor-sektor lain yang pertumbuhannya diakui rendah namun masih tetap memiliki daya saing di pasar ekspor, seperti sektor agro, industri olahan CPO dan kertas. Menurutnya, industri alat angkut juga akan didorong menjadi sektor andalan.

“Kami sudah membicarakan dengan prinsipal industri otomotif Jepang dan mereka sepakart akan mengekspor produk dari Indonesia ke belahan bumi selatan. Kemudian, Indonesia juga dijadikan basis ekspor sepeda motor ke seluruh dunia dengan local content-nya yang sudah mencapai 90 persen. Innovation center mereka pun ada di Indonesia,” paparnya.

Dia menegaskan, hingga saat ini, sektor industri pengolahan non-migas masih menjadi pendongkrak utama dalam pertumbuhan ekonomi nasional dengan menyumbangkan 18 persen, meskipun perhitungannya mulai dari pengolahan bahan baku sampai di pintu pabrik.

“Value chain industri tidak hanya sampai di pintu pabrik, tetapi hingga kepada konsumen atau industri lainnya,” ujar Airlangga.

Dia meyakini, apabila perhitungan kontribusi industri ditambah dengan jasa terkait industri, kontribusinya bisa meningkat hingga 28 persen.

“Contohnya, kalau kita bicara industri tekstil, di setiap kampung pasti ada penjahit. Sedangkan untuk industri otomotif, akan ada bengkel, distributor, sampai ke jasa tambal ban dan yang lain,” jelasnya.

Dalam upaya meningkatkan kinerja industri nasional ke depan, diperlukan langkah-langkah strategis. Antara lain meliputi penguatan struktur, pembangunan kualitas sumber daya manusia (SDM), penguasaan teknologi, dan pembangunan infrastruktur industri.

Penguatan struktur industri diarahkan melalui hilirisasi karena berdampak positif pada peningkatan nilai tambah di dalam negeri, peningkatan devisa melalui substitusi impor, perluasan kesempatan kerja, percepatan pertumbuhan ekonomi, percepatan penyebaran industri ke seluruh NKRI, dan peningkatan penerimaan devisa melalui ekspor.

“Hilirisasi industri akan memacu kegiatan ekonomi di sektor lainnya dan mempunyai multiplier effect yang besar,” ujarnya.

Hilirisasi juga akan mendorong Indonesia ke dalam rantai pasok dunia dengan menjadi produsen bahan setengah jadi atau bahan material yang sudah diproses. Langkah selanjutnya, yang terpenting dalam pengembangan industri nasional adalah menyiapkan kompetensi SDM yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha saat ini.

“Menciptakan SDM Indonesia yang terampil itu perlu melalui kegiatan vokasi. Hal ini sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo yang telah mengeluarkan Inpres, dengan menekankan 60 persen materi pelajaran di SMK itu harus terkait industri baik manufaktur maupun non manufaktur,” tuturnya.

Mengenai penguasaan teknologi industri, Airlangga menyampaikan, ada tiga kebijakan utama yang perlu dijalankan, yakni penguatan infrastruktur kegiatan litbang, peningkatan adopsi dan alih teknologi, serta pemanfaatan teknologi terkini.

“Upaya tersebut untuk menghadapi persaingan global yang saat ini semakin ketat dan memasuki era Industri 4.0, sehingga diperlukan lompatan perubahan yang signifikan dari industri nasional dengan menerapkan teknologi digital,” terangnya. (feb/*)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *