AGAM – Buah sawit di Kabupaten Agam, memiliki kualitas kurang baik. Karenanya banyak hasil panen sawit petani memiliki harga jual yang rendah. Hal itu dikarenakan, hasil panen yang tidak sempurna akibat bibit sawit yang digunakan para petani memiliki kualitas yang kurang bagus.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Agam, Yulnasri, kepada Padangmedia.com, Senin (30/11) mengatakan, agar memiliki hasil panen yang maksimal, petani harus mengganti bibit sawit mereka dengan bibit unggul. Bila tidak, selamanya petani yang bersangkutan akan tetap merugi.
Ia menambahkan, ciri-ciri sawit dari bibit yang kurang bagus antara lain seperti, buahnya kecil-kecil dan jarang-jarang. Hal itu yang menyebabkan rendahnya harga jual sawit.
“Jika petani membutuhkan, kami siap membantu untuk pengadaan bibit unggul,” ujarnya.
Jika petani menginginkannya, petani harus mengajukan permintaan pengadaan bibit unggul berkualitas seara berkelompok. Kemudian, sebelum bibit bantuan dimaksud datang, petani mesti menebang sawit dari bibit yang kurang berkualitas itu di kebun.
Sampai saat ini, pihak Dishutbun Agam telah menyalurkan bibit sawit berkualitas kepada petani sawit di Kecamatan Tanjung Mutiara dan Lubuk Basung, untuk 100 Ha lahan. Sebagian bibit sawit itu sudah disalurkan. Sedangkan bagi petani yang belum menebang sawit lama di kebun mereka, bantuan bibit belum akan diserahkan.
“Kami sudah melakukan monitoring, ternyata masih ada petani calon penerima bantuan, belum menebang sawit lama di kebun mereka. Sebelum sawit lama di tebang, bantuan tidak akan diserahkan,” ungkapnya. (fajar)
Komentar