PADANG – Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Model Gunung Pangilun dilirik untuk model pengembangan sekolah cerdas bencana. Program besutan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang ini bertujuan agar seluruh warga sekolah memahami langkah-langkah mitigasi dalam menghadapi bencana.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kota Padang Edi Hasymi menjelaskan, sekolah cerdas bencana dimaksudkan bagaimana warga sekolah memahami dan menyadari, di samping menyelamatkan diri sendiri juga bisa menyelamatkan orang lain.
“Cerdas bencana itu menyikapi bencana dengan tenang dan memahami langkah yang harus dilakukan untuk menyelamatkan diri sendiri serta orang lain,” jelas Edi Hasymi saat memberikan pengarahan terkait sekolah cerdas bencana di MTsN Model Gunung Pangilun, Jumat (28/4).
Ia menilai, MTsN Gunung Pangilun bisa dijadikan percontohan untuk sekolah cerdas bencana. Namun, perlu pembinaan yang berkelanjutan bagi warga sekolah serta kesiapan dari pihak sekolah sendiri.
“Kita akan berikan pembinaan berkelanjutan bagi sekolah cerdas bencana,” katanya.
Program Sekolah Cerdas Bencana yang digagas BPBD ini, menurut mantan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) ini, kurang lebih sama dengan program sekolah Adiwiyata. Sekolah yang telah ditetapkan cerdas bencana nantinya juga bisa memberikan pembinaan bagi sekolah lainnya. Namun, bedanya dengan Adiwiyata, program ini memiliki progres berkelanjutan sedangkan Adiwiyata bisa jadi mentok setelah tujuan prestasi tercapai.
“Sekolah cerdas bencana terus dilakukan updating secara terus-menerus bekerjasama dengan organisasi non pemerintah (NGO),” sebutnya.
Hal itu mendapat sambutan positif dari pihak sekolah dan didukung Lurah Gunung Pangilun Andi Amir.
Menurut Andi Amir, sekolah-sekolah dan kampus di lingkungan Kelurahan Gunung Pangilun patut memahami tentang evakuasi dan mitigasi bencana. Jalur evakuasi lebih banyak menuju ke Gunung Pangilun dan sebagian gedung juga difungsikan untuk shelter. Bahkan, ada shelter alam yaitu bukit yang bisa dijadikan shelter dan titik kumpul.
“Shelter di lingkungan Gunung Pangilun selain gedung juga ada shelter alam untuk titik kumpul evakuasi bencana tsunami,” kata Lurah.
Tidak itu saja, Lurah Andi Amir turut melakukan sosialisasi terkait kebencanaan kepada warganya. Dalam setiap simulasi yang digelar, lurah ini proaktif mendampingi dan memberikan arahan kepada warga.
Sedangkan Kepala MTsN Model Gunung Pangilun Candra Karim mengaku telah siap menjadi sekolah atau madrasah cerdas bencana.
“Secepatnya kita akan adakan launching. Sembari berjalan kita juga akan mempersiapkan instrumen berupa petunjuk jalur evakuasi serta pedomannya,” kata Candra.
Ia berharap, semua warga sekolah memahami langkah-langkah penyelamatan diri jika terjadi gempa yang berpotensi tsunami. Ini supaya mereka tidak panik.
“Jika terjadi gempa berpotensi tsunami semua sudah memahami langkah apa yang mestinya dilakukan sehingga tidak panik,” tukuknya. (der)
Komentar