Bocah Hilang Misterius Tak Juga Ditemukan

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Mentawai, Galor Anas, SE. (ers)
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Mentawai, Galor Anas, SE. (ers)

MENTAWAI – Beberapa waktu lalu, warga Dusun Pogari Desa Goiso’oinan Kecamatan Sipora Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai dihebohkan dengan hilangnya seorang bocah bernama Farhan Agustina (8) setelah menonton TV di rumah tetangganya. Hingga beberapa hari dilakukan pencarian oleh tim gabungan, tidak ditemukan tanda-tanda dan petunjuk.

Menurut informasi yang dirangkum pihak BPBD Mentawai, hilangnya bocah yang masih duduk di bangku kelas 1 SDN 05 Goiso’oinan, Kecamatan Sipora Utara itu awalnya setelah mengikuti latihan acara kebaktian di gereja, Minggu (8/1). Saat hendak pulang ke rumah, Farhan singgah di salah satu rumah warga untuk menonton televisi. Usai menonton dan mau pulang ke rumahnya yang hanya berjarak lebih kurang 50 meter itu, Farhan ditemani dua orang temannya. Namun, bukannya berjalan ke arah rumahnya, Farhan malah melewati gang rumahnya.

Pada malam kejadian, salah seorang tetangganya sempat melihat Farhan. Ia mengira Farhan berjalan ke rumahnya dan memperkirakan bahwa bocah tersebut sudah sampai di rumahnya. Namun, hingga keesokan harinya, Farhan tidak berada di rumahnya. Pamannya lalu mencari ke tempat keluarganya yang berada di Dusun Rokot, ia juga tak ada di sana.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Mentawai, Galor Anas, SE. M.Ec.Dev  kepada padangmedia.com, Jumat (13/1) sore menyebutkan, setelah mendapat informasi seorang bocah hilang di Dusun Pogari, pihaknya langsung melakukan koordinasi kepada pihak terkait seperti Sar Mentawai, Kepolisian, TNI dan PMI untuk segera melakukan pencarian.

Pencarian telah dilakukan selama lima hari dengan menyusuri pantai hingga ke hutan, namun tak membuahkan hasil. Sesuai standar ketentuan, pencarian kemudian dihentikan karena terbatas limit waktu yang sudah ditentukan.

Selama pencarian, katanya, petugas gabungan selalu berkoordinasi dengan pihak keluarga untuk memudahkan tim melakukan pencarian. Dalam pencarian di laut, petugas mempertimbangkan arah angin dan arus laut. Sedangkan pencarian di darat dilakukan dengan menyisir serta menentukan titik kejadian dengan membagi tim.

Petugas kemudian mengalami kesulitan karena tidak ada tanda-tanda dalam pencarian korban. “Tidak ada sedikitpun jejak. Bahkan, setelah areal pencarian diperluas sampai ke laut tak juga ditemukan,” ujar Galor Anas.

Dikatakan, hal itu menjadi pertanyaan besar. Kasus kali ini sangat berbeda dibandingkan dengan kasus orang hilang sebelumn-sebelmunya. Bahkan, setelah masyarakat beramai-ramai melakukan pencarian, tidak juga membuahkan hasil. Kondisi itu mengakibatkan timbulnya pemikiran di masyarakat kalau anak hilang tersebut dibawa makhluk halus.

Galor Anas menyatakan, dengan tak ditemukannya bocah hilang tersebut, pihak BPBD Mentawai menyerahkan kembali kepada pihak keluarga dan masyarakat setempat, apakah akan dilakukan pencarian secara mistis atau dengan cara lain. “Semua tergantung kesepakatan dengan pihak keluarga,” tandasnya. (ers)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *