• TENTANG KAMI
  • REDAKSI
  • HUBUNGI KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
Jumat, Maret 5, 2021
Padang Media
  • Beranda
  • Berita

    Mahyeldi: Kelanjutan Pembangunan Monumen Bela Negara Didukung Menkopolhukam

    Soal Mutasi Virus Covid-19, Berikut Penjelasan Tim Pakar!

    Wujudkan KLA, Wawako Asrul Minta Seluruh OPD Harus Koordinasi

    148 Personil Polres Padangpanjang Disuntik Vaksin

    Baznas Pasaman Salurkan Zakat kepada 367 Mustahik

    Indonesia berhasil menekan impor baja, sementara produksi baja dalam negeri naik. (Kemenperin)

    Indonesia Berhasil Tekan Impor Baja 34 Persen, Produksi Dalam Negeri Naik 30 Persen

    Pemilihan Duta GenRe Solsel tahun 2021. (Siska)

    Irfan dan Rihhadatul Juarai Pemilihan Duta GenRe Solsel 2021

    Target Sasaran Vaksinasi Lebihi Jumlah Penduduk, DKK Padangpanjang Pertanyakan Data Sasaran ke Provinsi

    Presiden Imbau Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana, Padangpanjang Sudah Siapkan Rencana Kontingensi

  • Daerah
    • Agam
    • Tanah Datar
    • Mentawai
    • Padang Panjang
    • Pasaman
    • Pesisir Selatan
    • Sumbar
  • Artikel
  • Feature
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Budaya
  • Inspirasi
  • Rantau
  • Pekanbaru
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita

    Mahyeldi: Kelanjutan Pembangunan Monumen Bela Negara Didukung Menkopolhukam

    Soal Mutasi Virus Covid-19, Berikut Penjelasan Tim Pakar!

    Wujudkan KLA, Wawako Asrul Minta Seluruh OPD Harus Koordinasi

    148 Personil Polres Padangpanjang Disuntik Vaksin

    Baznas Pasaman Salurkan Zakat kepada 367 Mustahik

    Indonesia berhasil menekan impor baja, sementara produksi baja dalam negeri naik. (Kemenperin)

    Indonesia Berhasil Tekan Impor Baja 34 Persen, Produksi Dalam Negeri Naik 30 Persen

    Pemilihan Duta GenRe Solsel tahun 2021. (Siska)

    Irfan dan Rihhadatul Juarai Pemilihan Duta GenRe Solsel 2021

    Target Sasaran Vaksinasi Lebihi Jumlah Penduduk, DKK Padangpanjang Pertanyakan Data Sasaran ke Provinsi

    Presiden Imbau Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana, Padangpanjang Sudah Siapkan Rencana Kontingensi

  • Daerah
    • Agam
    • Tanah Datar
    • Mentawai
    • Padang Panjang
    • Pasaman
    • Pesisir Selatan
    • Sumbar
  • Artikel
  • Feature
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Budaya
  • Inspirasi
  • Rantau
  • Pekanbaru
No Result
View All Result
Padang Media
No Result
View All Result

Bicara Tentang Surga

Oleh : Febry Chaniago
Minggu, 21 Februari 2021 | 13:02
0
Share on FacebookShare on TwitterShare What'sApp

Berita Lainnya

Sumpah Tanah Pusaka

Tradisi Meminang di Bungus Teluk Kabung

Hari Terburuk

Oleh: Rido Ilham

Kardi masih saja menggerutu usai mendengar kata teman-teman kuliahnya yang mengatakan dia tidak akan masuk surga karena sering mabuk-mabukan. Ia bertanya tentang surga yang menurutnya membuat orang ribut membicarakannya. Menjadi beban pikiran baginya seperti apa dan siapa yang akan menempatinya. Kata hingga kalimat berserakan begitu saja, menggetarkan sinyal telinga saya yang sedang fokus mengerjakan tugas kuliah. Sembari merapikan buku dan menutup laptop, saya tak kuasa mendengarkan suara yang berkobar dari seorang sahabat.

“Orang seperti apa yang akan masuk surga? Mengapa dia mengatakan saya tidak akan masuk surga? Apakah dia memiliki daftar nama orang yang akan masuk surga?”

Kalimat berapi-api yang bertebaran dari bibir Kardi. Saya sedikit mengerutkan dahi mendengarnya berceloteh.

“Saya tidak tahu, karena saya belum pernah ke sana. Saya juga tidak tahu siapa yang akan masuk surga, saya buka pemilik surga,”
“Lalu mengapa mereka mengatakan dan mengklaim kelompok merekalah yang akan masuk surga?”
“Kau Tanya saja kepada mereka, mengapa tanya ke saya,”
“Kau kan juga taat dalam beragama, tidak seperti saya yang sering mabuk-mabukan,”

Kardi jengkel dengan jawaban saya, karena saya tidak menjawab seperi apa yang ia inginkan. Kemudian saya menjawab dengan bercerita tentang seorang penjual bakso yang ramai diperbincangkan karena menjual bakso yang terbuat dari daging sapi mati. Sambil berteriak seperti layaknya seorang penjual bakso. “Baksooo… baksooo… baksooo…!”
Suatu hari di sebuah kota, ramai diperbincangkan tentang seorang penjual bakso karena dia menjual bakso dari daging sapi yang sudah mati. Meskipun begitu, dagangannya tetap laris. Kabar tersebut juga sampai pada Buya Karim, tokoh masyarakat yang disegani di daerah itu. Buya Karim pun terkejut dan sangat marah. Dia berencana akan mencari penjual bakso tersebut.

Kardi dengan sangat fokus mendengarkan cerita saya, Sampai tak sadar rokoknya sudah habis. Seketika saya memukul meja, plaakk!! Membuat kardi terkejut. Saya tertawa lalu mengingatkan Kardi kalau rokoknya sudah habis, dan memintanya memesan minuman supaya lebih santai. Setelah Kardi memesan minuman saya melanjutkan cerita.

“Keesokan harinya, Buya Karim mendatangi warung penjual bakso yang menjadi perbincangan itu. Dia langsung marah-marah dan membentak si penjual bakso tersebut,”
“Kau yang menjual bakso dari daging sapi yang telah mati ini!? Apa kau tidak tahu kalau itu bangkai!? Dilarang dalam agama!”
“Maaf Buya, ada apa Buya? Buya kenapa marah-marah, apakah bakso yang saya kirimkan tidak sesuai dengan pesanan Buya?
“Saya tidak mau memakan bakso haram ini! Apa benar kau menjual bakso dari daging sapi mati!?”
“Benar Buya, kalau sapi hidup susah dijadikan bakso. Saya nanti yang ditendang,”
“Tidak seperti itu maksud saya, apa kau membaca Bismillah ketika menyembelihnya?”
“Saya juga tidak tahu Buya, bukan saya yang menyembelihnya, saya cuma beli dagingnya di pasar.”
“Itu bangkai, besok kau tutup warung ini! Ulah kau merusak banyak orang!”
“Kok bangkai Buya? Apa Buya mencium bau busuk dari bakso saya? Siapa yang saya rusak? Buktinya, mereka puas dengan bakso saya. Kalau saya tidak boleh berjualan lagi, anak istri saya mau makan apa?”
Buya Karim tidak bertanya lagi, karena tidak tahu bertanya seperti apa lagi. Dia memperhatikan seluruh pembeli yang sedang menyantap bakso dengan lahap. Membuat Buya Karim itu tergiur dan merasa lapar. Kemudian dia meminta penjual bakso untuk membungkuskan menu spesialnya dengan dalih untuk keperluan pemeriksaan lebih lanjut.

Kardi masih fokus mendengarkan cerita saya. Seperti orang bingung, dia lalu bertanya apa hubungan cerita tersebut dengan yang ditanyakannya tentang surga. Hari sudah larut malam, saya tidak lagi melanjutkan dan mengajak kardi pulang karena penjaga warung sepertinya sudah mau tutup.
Sepanjang perjalanan menuju kontrakan Kardi tidak lagi membahas cerita saya yang di warung tadi. Dia hanya meminta saya untuk tidak berkendara terlalu cepat.

Sesampainya di kontrakan, saya sedang memasukan sepeda motor ke dalam. Sedangkan kardi lansung masuk ke kontrakan. Tiba-tiba terdengar teriakan Kardi dari dalam, saya segera menyusul. Bertanya apa yang terjadi. Ternyata Kardi masih teringat perkataan teman-teman kuliahnya itu.

“Hei, kau kenapa?”
“Mengapa mereka mengatakan saya tidak akan masuk surga, apakah hanya dia yang berhak masuk surga? Bukankah surga manifestasi dari kebahagiaan, lalu mengapa untuk mencapai surga harus seperti itu, mencaci orang sesuka hati! Seperti tahu betul penghuni surga!”
“Ah Kardi, kau ini kenapa? Kenapa tidak kau tanya langsung padanya? Sudah seperti orang gila kau! Mengumpat tidak jelas!”
“Kau juga, mengapa tidak menjawab dengan serius. Bercerita seperti lelucon, apa salahnya kau jawab dengan serius, lagipula saya rasa kau paham tentang surga!”
“apakah kita harus bertengkar membiarakan tentang surga?”

Saya hanya tersenyum melihat Kardi dan menyuguhkan segelas minuman untuk menenangkan dirinya. Ia meminta saya untuk menjawab pertanyaannya dengan serius. Kali ini dengan suasana sedikit tegang saya mencoba menjawab dengan bercerita lagi.

“Di sebuah perkampungan, hidup seorang lelaki sebatang kara. Dia sangat taat dalam beragama. Kesehariannya dihabiskan untuk beribadah dan berdoa, ramah kepada penduduk sekitar, setiap ada kegiatan sosial dia selalu hadir. Dia sangat dipuji oleh penduduk di sana. Banyak penduduk yang membicarakan dia akan masuk surga. Waktu lelaki itu meninggal seluruh penduduk berduka, ratusan orang melayat ke rumahnya.

Satu bulan setelah dia meninggal, ada seorang anak yang bertanya kepada ibunya, apakah ibunya sudah mendapat kabar dari lelaki itu, yang dulu sering dijadikan panutan oleh ibunya.

“Bu.. apakah sudah ada kabar dari kakek kemarin tentang surga?”
“Kau ada-ada saja nak, mana mungkin ibu mendapat kabar dari orang yang sudah meninggal. Kalau kabar orang meninggal sering ibu mendengarnya.
“Lalu dulu, sewaktu dia masih hidup mengapa ibu selalu menyuruh untuk meniru dia. Kata ibu supaya bisa masuk surga. Toh, sudah satu bulan dia meninggal belum juga ada kabar tentang keadaanya di surga. Apa dia tidak sampai di surga? Dimakan cacing tanah mungkin bu,”
“Ada-ada saja pertanyaan kau. Sudahlah, tidur sana! Besok kau bangun pagi berangkat ke sekolah. Belajar yang rajin!”

Kardi terlihat resah mendengar cerita saya. Mengangkat alisnya, kelihatan sedikit kesal mendengar cerita saya. Lalu ia memukul bahu saya sedikit tertawa. Karena menurutnya cerita saya tidak ‘nyambung dan asal-asalan. Saya terbahak-bahak melihatnya seperti orang kebingungan.
“Kau ini bagaimana! Apa beda dengan cerita kau yang di warung tadi, lain yang ditanya lain pula yang dijawab. Saya minta gula kau beri garam”
“Kau keras kepala, dari awal saya sudah bilang, saya tidak tahu. Kau masih juga menanyakannya. Dengan cerita saya tentang dunia saja kau sudah bingung, lalu kau ingin membicarakan tentang surga pula,”

Mendengar perkataan saya, Kardi hanya diam, tidak lagi melanjutkan pertanyaannya. Kemudian dia tidur dan saya membuka laptop melanjutkan tugas kuliah saya yang belum juga selesai.*


*Penulis: Rido Ilham
Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

Ditulis untuk ditayangkan sebagai bahan melengkapi tugas kuliah. Seluruh tulisan merupakan tanggung jawab penulis.

print

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Terkait

Next Post
Banjir melanda sebagian wilayah Kabupaten Bekasi, Minggu (21/2/2021). (BNPB)

Banjir di Wilayah Bekasi Dipicu Tanggul Jebol

Komentar

  • TENTANG KAMI
  • REDAKSI
  • HUBUNGI KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
ALAMAT REDAKSI
Jl. Legislatif No. 39 Komplek DPRD I Lapai Nanggalo, Padang
Email redaksi: redaksi.padangmedia@gmail.com
ALAMAT PERUSAHAAN
Jl. Kimia No. 10F Komplek PGRI Gunung Pangilun, Padang
email pemasaran: pdgmedia.biz@gmail.com

Diterbitkan di bawah PT Padang Media Press. Akta Notaris No. 03/10 Desember 2014 dan Keputusan Menkum HAM nomor: AHU-39754.40.10.2014. SIUP nomor: 0129/03.07/PK/SIUP/11/2015/ © 2007-2019 PT PADANG MEDIA PRESS Alright reserved

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Daerah
    • Agam
    • Tanah Datar
    • Mentawai
    • Padang Panjang
    • Pasaman
    • Pesisir Selatan
    • Sumbar
  • Artikel
  • Feature
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Budaya
  • Inspirasi
  • Rantau
  • Pekanbaru

Diterbitkan di bawah PT Padang Media Press. Akta Notaris No. 03/10 Desember 2014 dan Keputusan Menkum HAM nomor: AHU-39754.40.10.2014. SIUP nomor: 0129/03.07/PK/SIUP/11/2015/ © 2007-2019 PT PADANG MEDIA PRESS Alright reserved

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
%d blogger menyukai ini: