JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo memperkirakan inflasi pada bulan Juni masih akan tetap rendah. Ia menjelaskan, Inflasi Juni sebesar 0,22 persen month to month. Sementara secara kumulatif tahun kalender Januari-Juni, inflasi diperkirakan 1,53 persen.
Begitupun secara year on year, inflasi pada Juni sebesar 2,75 persen, jauh lebih kecil dari inflasi year on year di bulan Mei yang sebesar 3,23 persen.
“Berdasarkan hasil survei pantauan harga di minggu pertama Juni, alhamdulillah menunjukkan indikator harga terkendali dan rendah,” ungkap Perry yang dikutip dari Anadolu, Sabtu (9/6).
Kelompok bahan makanan dan bahan pokok, menurut dia, mengalami inflasi yang sangat rendah. Bahkan beberapa komoditas mengalami deflasi seperti capai merah, cabai rawit, bawang putih, udang, dan minyak goreng.
Kelompok penyumbang inflasi, menurut Perry, adalah angkutan udara dan angkutan antar kota.
“Itu wajar karena berlaku seasonal dan sudah banyak yang pesan tiket untuk perjalanan mudik,” imbuh dia.
Rendahnya inflasi, menurut dia, karena BI terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah baik pusat maupun daerah untuk terus menjaga kesiapan pangan dan distribusinya. Hal ini terlihat dari terkendalinya harga makanan dan minuman.
Selanjutnya, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan kedua yang akan diumumkan Juli mendatang adalah sebesar 5,2 persen. Rendahnya inflasi menurut Perry turut mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Kebijakan fiskal seperti pemberian gaji ketiga belas untuk PNS menjadi pendorong konsumsi selain juga ekspor dan kelanjutan investasi swasta yang cukup baik,” jelas Perry.
Meskipun konsumsi tumbuh, menurut Perry, tingkat konsumsi masih belum akan melampaui 5 persen.
“Kita lihat ekonomi kita terus naik, tapi masih di bawah tingkat kapastias ekonomi kita,” jelasnya. (peb)
Komentar