PADANG – Bank Indonesia optimis inflasi di Sumatera Barat tahun ini (2015, red) tetap terkendali. BI mematok target inflasi Sumbar akan berada pada level 5,03 ± 1 persen.
Kepala Perwakilan BI Sumatera Barat, Puji Atmoko menjelaskan, tiga bulan di awal tahun Sumbar masih deflasi. Bahkan, Kota Bukittinggi mengalami deflasi cukup besar, tertinggi di Indonesia.
“Baru pada bulan April mulai terjadi inflasi namun masih pada kisaran dibawah 1 persen,” ujarnya kepada wartawan usai penandatanganan nota kesepahaman pengembangan ekonomi dan keuangan dengan pemerintah provinsi Sumbar, Jumat (31/7).
Menurut Puji, rata-rata pada enam bulan ini (Januari sampai Juni) inflasi masih berada pada level 1,89 persen (month to month/ mtm). Hal ini karena tingkat deflasi pada tiga bulan pertama cukup tinggi.
“Jika sampai akhir tahun nanti bisa tetap dikendalikan pada angka rata-rata 1 persen saja, maka pada akhir tahun nanti tingkat inflasi bisa ditekan pada angka 6 persen,” tambahnya.
Tingkat inflasi Sumbar sempat menanjak pada dua tahun terakhir bahkan sampai pada level dua digit. Namun berkat kordinasi intens antara pemprov Sumbar dengan Bank Indonesia, laju inflasi tersebut bisa dikendalikan.
Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno mengakui, peran BI memberikan saran dan masukan kepada pemerintah daerah sangat membantu dalam menekan laju inflasi.
“Nota kesepahaman yang ditandatangani antara pemprov Sumbar dan BI menguatkan kordinasi dalam menggenjot pertumbuhan ekonomi daerah dan menekan laju inflasi di Sumbar,” kata Irwan.
Nota kesepahaman yang ditandatangani tersebut adalah pembaharuan dari nota kesepahaman tahun sebelumnya. Poin-poin kesepakatan antara pemprov Sumbar dan BI berkaitan dengan kordinasi dalam rangka pengembangan ekonomi dan keuangan.
“Melalui nota kesepahaman ini, kordinasi pemerintah derah dengan BI dalam rangka pengembangan ekonomi keuangan daerah termasuk upaya menekan laju inflasi membawa kemajuan positif terhadap perekonomian,” tandasnya. (feb)