Di suatu hari yang indah diiringi dengan gerimis tipis saya menuju sebuah perjalanan dari Balikpapan ke Samarinda melintasi jalan darat yang masih dikerumuni kiri kanannya dengan hutan dan ladang. Pada Km 23, ada disebalah kanan jalan sebuah tugu berornamen beruang diikuti dengan dengan tulisan Objek Wisata Beruang Madu. Sebuah komplek penangkaran beruang yang dilengkapi dengan berbagai informasi tentang beruang madu itu. Letaknya jauh dari pemukiman penduduk, di tengah-tengah hutan yang lebat.
Sebelum sampai di panangkaran hewan serba hitam itu, di gerbang sebelum masuk ada informasi “rumah kucing”. Iya, di lokasi ini terdapat sebuah rumah mungil sebagai rumah singgah bagi kucing-kucing yang membutuhkan pelayanan untuk hidup yang layak.
Menurut informasi dari penjaga ada 130 ekor kucing menginap di rumah mungil itu. Kucing-kucing itu diberi makan tiga kali sekali, sayangnya saya datang setelah usai sarapan pagi para kucing-kucing tersebut. Setelah makan pagi jam 8 waktu setempat, para kucing-kucing itu berkeliaran di taman-taman nan indah dan bersih dengan kesibukannya masing-masing. Mereka bebas memilih kesibukan tersendiri, yang jelas mereka terlihat bahagia dan senang.
Pada pagi itu, bermacam-macam aktivitas dilakukan kucing ada yang bertahan di taman menyambut gerimis pagi itu sambil menyaksikan burung-burung berkicau di pohon, ada pula memotong-motong rumput dengan giginya, ada pula asyik bermain di rumah mereka. Beberapa diantaranya terlihat berlari kian kemari di rumah panjang yang tak jauh dari rumah mereka. Ada pula tidur-tidur dengan perut kenyang dan seterusnya. Saya melihat kucing-kucing itu sangat bahagia sekali, dan badan mereka gemuk-gemuk, subur-subur dan lucu-lucu. Warna bulu mereka bermacam-macam.
Kucing-kucing yang bahagia ini ternyata adalah kucing-kucing terlantar yang dipungut oleh petugas “rumah kucing” kemudian dipelihara di sini. Mereka di rawat sesuai dengan standar kesehatan kucing. Khusus untuk hari Sabtu dan Minggu, kucing-kucing itu berkumpul secara bersama di rumah kucing melayani para pengunjung yang menjenguk mereka. Tetapi pada hari lain, mereka dilepas dan diberi kebebasan untuk bermain. Mereka semuanya lucu sekali.
Rumah kucing itu di kelola oleh pemerintah kota Balikpapan, sebagai salah satu upaya untuk menertibkan kucing-kucing terlantar untuk dapat hidup bahagia dan tidak mengganggu terhadap manusia. Mereka hidup dengan bahagia, tidak terlantar di jalan-jalan dan kota. Di rumah itu mereka bebas berekspresi, dan mendapatkan pelayanan kesehatan dan makan yang cukup. Mereka berinterkasi dengan manusia penuh dengan kasih sayang, tidak diuber-uber dan disiksa tetapi hidup penuh dengan elusan dan belaian. Mereka jinak-jinak dan mudah sekali beradaptasi dengan manusia.
Untuk menjaga populasi dari kucing-kucing ini, pihak pengelola rumah kucing telah mewajibkan semua kucing harus mengikuti program “KB”. Mereka tidak diperkenankan lagi untuk beranak-pinak, jumlah mereka tidak bisa bertambah dengan kelahiran baru, pertambahan jumlah mereka melalui pemungutan dari tempat “gelandangan” kucing. (silfia hanani)