AGAM – Daerah Kabupaten Agam kaya dengan potensi objek wisata alam. Salah satunya, Linggai yang terletak di Nagari Duo Koto, Kecamatan Tanjung Raya.
Objek tersebut pernah mencapai masa kejayaan pada tahun 1980-an. Wisatawan dari berbagai pelosok daerah, seperti Riau, Jambi, dan Sumatera Utara banyak berdatangan. Namun, objek wisata yang terletak di tepian Danau Maninjau itu ditinggalkan pengunjung dalam dua dekade terakhir. Penyebabnya, objek tersebut terendam air danau sebagai dampak pembangunan PLTA Maninjau.
Objek milik Pemkab Agam itu akhirnya merana tanpa ada kegiatan pariwisata di sana. Namun, saat ini Pemkab Agam berencana untuk menghidupkannya kembali.
Upaya yang telah dilakukan Pemkab Agam untuk membenahi objek tersebut antara lain dengan meninggikan permukaan Linggai dengan cara menimbunnya. Pemkab Agam juga telah membuat DED (Detail Engineering Design) untuk ‘dijual’ kepada investor.
Hanya saja, setelah berjalan sekitar lima tahun, belum juga ada investor yang berminat menanamkan modalnya di Linggai. Kini, Linggai malah menjadi pangkalan usaha perikanan Keramba Jala Apung (KJA) bagi warga sekitar.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Agam, Hadi Suryadi, Senin (17/10) mengatakan, pihaknya telah mencoba memohon kepada Kementerian Pariwisata agar bisa membantu pembangunan Linggai melalui Dana Bantuan Sosial Ekonomi Rehabilitasi dan Pengembangan Objek Wisata.
“Semoga permohonan kita ini dikabulkan. Tanda-tanda ke arah itu mulai terlihat dengan dilakukannya asistensi dengan Bappenas di Padang belum lama ini. Mudah-mudahan tahun anggaran 2017 dana untuk pembangunan kembali Linggai dikabulkan pusat,” kata Hadi.
Dalam proposal yang diajukan tersebut, kebutuhan pembangunan Linggai sekitar Rp10 miliar. Dana sebesar itu akan digunakan untuk merehab dan mengembangkan objek tersebut, seperti untuk perbaikan pintu gerbang masuk objek, pembangunan kios souvenir, kantor pengelola, teater terbuka, mushalla, WC umum, menara wisata, penampungan ikan, pujasera, water boom area, restoran, dan cottage keluarga, gazebo, jembatan dan tempat pemancingan, pembangunan prasarana lingkungan, termasuk area parkir, serta fasilitas lainnya yang dibutuhkan.
Dulu, kantor pengelola dan mushalla pernah ada. Tetapi, kini sudah rusak dimakan usia. Begitu juga menara wisata, dan fasilitas lainnya. Menurut rencana, kios souvenir akan dibangun 8 unit, cottage keluarga 6 unit, dan cottage couple 3 unit. Sedangkan gazebo 19 unit. (fajar)
Komentar