PADANG – Keinginan warga Berok Rakik untuk memiliki masjid yang representatif dan nyaman akhirnya terwujud juga. Menyusul diresmikannya perubahan status Musala Al-Hikmah menjadi masjid oleh Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah di Kelurahan Kurao Pagang, Kecamatan Nanggalo, Sabtu (8/7).
Menurut Mahyeldi, perubahan status musala menjadi masjid sudah merupakan kebutuhan warga untuk memiliki tempat ibadah yang lebih nyaman. Hal itu juga menunjukkan tingginya keinginan warga melaksanakan tuntunan agama yang sejalan dengan program Pemerintah Kota Padang dalam mewujudkan masyarakat yang religius.
“Ini sejalan dengan program Pemko Padang dalam hal mewujudkan masyarakat yang religius,” ujar Mahyeldi dalam sambutannya.
Ia menambahkan, warga selaku jemaah masjid agar lebih menyemarakkan kegiatan-kegiatan yang mendukung pendidikan keagaamaan serta syiar Islam.
“Hendaknya keberadaan masjid diikuti dengan kegiatan-kegiatan pendidikan keagamaan yang semarak,” imbuhnya.
Adapun acara peresmian perubahan status musala menjadi masjid Al Hikmah ini dihadiri oleh Wakil Ketua DPRD Kota Padang Wahyu Iramana Putra dan anggota DPRD Faisal Nasir.
Wahyu berjanji akan memperjuangkan anggaran untuk kegiatan keagamaan bagi masjid ini. Ia minta pengurus agar proaktif berokoordinasi dengan anggota DPRD daerah pemilihan setempat. Pasalnya, anggota legislatif bisa menganggarkan melalui dana pokok pikiran (pokir).
“Dari anggota DPRD dapat dianggarkan melalui pokir untuk kegiatan-kegiatan keagamaan,” kata Wahyu.
Menariknya, musala yang berdiri tahun 1997 ini sebelumnya tidak memiliki mimbar. Ketika pengurus berwacana mengubah status musala menjadi masjid beberapa tahun lalu, ternyata ada yang mengirimkan sebuah mimbar. Misteriusnya, hingga sekarang belum diketahui siapa pewakaf mimbar dari kayu yang kokoh dan memiliki ukiran sangat ciamik itu.
Seperti diungkapkan Ketua Pengurus Masjid Al Hikmah, Alfitrah SAg, keberadaan mimbar misterius itu tidak diketahui sampai sekarang. Tetapi, keberadaan mimbar justru melecut semangat jamaah untuk segera mewujudkan masjid.
“Mimbar misterius ini menjadi pelecut semangat kami untuk secepatnya mengurus administrasi perubahan musala menjadi masjid,” ungkap Alfitrah.
Awalnya, kata Alfitrah, pihak pengurus khawatir kekurangan jamaah pada salat Jumat perdana lantaran hanya ada segelintir jamaah pada saat khatib sudah naik mimbar. “Rupanya tidak, doa kami dijabah Allah. Akhirnya Jumat perdana kebanjiran jamaah hingga di teras masjid,” sebutnya.
Dia juga menyampaikan terima kasih kepada Camat Nanggalo Teddy Antonius yang selalu merespon dengan antusias terhadap kegiatan musala. Apalagi sekarang sudah berstatus masjid, tentunya akan lebih mendapatkan dukungan lagi untuk pengembangan masjid serta kegiatan-kegiatannya.
Teddy Antonius mengakui, semangat dari pengurus suatu modal dalam pembangunan umat terutama dalam menyukseskan program Kota Padang untuk mewujudkan masyarakat yang religius.
“Pengurus musala Alhikmah begitu bersemangat. Saya pikir ini adalah modal dalam pembangunan untuk menyukseskan program Padang religius,” tukas camat. (der)
Komentar