Minggu, Februari 24, 2019
Padang Media
Banner
  • Beranda
  • Berita

    Warga Sungai Talang Kenali Jasad Wanita di Pendakian Talago Kumbang

    Jasad Wanita Tinggal Tulang Ditemukan di Jalur Pendakian Talago Kumbang

    Abu Limbah PLTU Ombilin Kembali Resahkan Warga

    Marching Band Bakal Meriahkan Pembukaan TMMD di Mentawai

    Wako Padangpanjang Harapkan Musrenbang RPJMD Sesuai Visi Misi

    Mahyeldi Ingin Penastani Sukses dan Kota Padang jadi Etalase Pertanian

    Persit Kartika Chandra Kirana Buka Stand Kerajinan Khas Mentawai di Kegiatan TMMD

    Foto: Tumpak

    Sawahlunto Optimis Capai Target Tanam Padi Selama 2019

    Pemilihan Duta GenRe Padangpanjang Resmi Dibuka

  • Artikel
  • Feature
  • Nasional
  • Daerah

    Abu Limbah PLTU Ombilin Kembali Resahkan Warga

    Foto: Tumpak

    Sawahlunto Optimis Capai Target Tanam Padi Selama 2019

    Pemilihan Duta GenRe Padangpanjang Resmi Dibuka

    Pencaker di Sawahlunto Dibekali Keterampilan Menjahit dan Servis HP

    6 Petinju Junior Sawahlunto Ikuti Bupati Sijunjung Cup II

    Wapres Jusuf Kalla

    Wapres JK Resmi Buka Rakernas APPSI

    Warga Sawahlunto Korban Bencana Gempa Palu Terima Santunan

    Empat Kepala KUA di Sawahlunto Dilantik

    Kategori Buruk Audit ANRI, Wawako Sawahlunto Minta Pengelolaan Arsip Harus Lebih Serius

  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Budaya
  • Inspirasi
  • Rantau
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita

    Warga Sungai Talang Kenali Jasad Wanita di Pendakian Talago Kumbang

    Jasad Wanita Tinggal Tulang Ditemukan di Jalur Pendakian Talago Kumbang

    Abu Limbah PLTU Ombilin Kembali Resahkan Warga

    Marching Band Bakal Meriahkan Pembukaan TMMD di Mentawai

    Wako Padangpanjang Harapkan Musrenbang RPJMD Sesuai Visi Misi

    Mahyeldi Ingin Penastani Sukses dan Kota Padang jadi Etalase Pertanian

    Persit Kartika Chandra Kirana Buka Stand Kerajinan Khas Mentawai di Kegiatan TMMD

    Foto: Tumpak

    Sawahlunto Optimis Capai Target Tanam Padi Selama 2019

    Pemilihan Duta GenRe Padangpanjang Resmi Dibuka

  • Artikel
  • Feature
  • Nasional
  • Daerah

    Abu Limbah PLTU Ombilin Kembali Resahkan Warga

    Foto: Tumpak

    Sawahlunto Optimis Capai Target Tanam Padi Selama 2019

    Pemilihan Duta GenRe Padangpanjang Resmi Dibuka

    Pencaker di Sawahlunto Dibekali Keterampilan Menjahit dan Servis HP

    6 Petinju Junior Sawahlunto Ikuti Bupati Sijunjung Cup II

    Wapres Jusuf Kalla

    Wapres JK Resmi Buka Rakernas APPSI

    Warga Sawahlunto Korban Bencana Gempa Palu Terima Santunan

    Empat Kepala KUA di Sawahlunto Dilantik

    Kategori Buruk Audit ANRI, Wawako Sawahlunto Minta Pengelolaan Arsip Harus Lebih Serius

  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Budaya
  • Inspirasi
  • Rantau
No Result
View All Result
Padang Media
No Result
View All Result

Batik Tanah Liek, Melestarikan Seni di Selembar Kain

Oleh : Febry Chaniago
Rabu, 12 September 2018 | 15:32
Share on FacebookShare on TwitterShare What'sApp
Hj Wirda Hanim pemilik Rumah Batik Tanah Liek bersama Peneliti UNAND Toti Sri Mulyati. (fdc)

Sepintas lalu, rumah di kawasan Sawahan Kecamatan Padang Timur Kota Padang itu tak beda dengan rumah hunian lainnya. Sebuah rumah lumayan besar dengan tiga lantai itu terlihat sejuk, dengan pekarangan yang tidak terlalu luas.

Namun, sebuah papan nama yang bertuliskan Rumah Batik Tanah Liek mulai memberikan gambaran bahwa rumah besar tersebut merupakan semacam galeri. Benar saja, memasuki ruang tamu, terlihat beragam corak batik terpajang memenuhi ruangan. Mulai dari lemari kaca di dinding sampai ke etalase yang berjejer penuh dengan kain motif batik.

BacaJuga

Warga Sungai Talang Kenali Jasad Wanita di Pendakian Talago Kumbang

Jasad Wanita Tinggal Tulang Ditemukan di Jalur Pendakian Talago Kumbang

Abu Limbah PLTU Ombilin Kembali Resahkan Warga

Istimewanya disini, yang dipajang bukanlah kain batik biasa. Melainkan batik yang dibuat dengan sebuah proses khusus yaitu Batik Tanah Liek (tanah liat).

Adalah Ibu Hajjah Wirda Hanim, pemilik rumah sekaligus pemilik usaha batik tanah liek tersebut. Menurutnya, dinamakan batik tanah liek karena dalam proses pewarnaan awalnya memang menggunakan tanah liat.

“Kain yang akan diberi corak batik, pewarnaan awalnya menggunakan tanah liat baru kemudian dicorak sesuai selera,” katanya.

Ternyata, rumah tersebut tidak sekedar memajang batik tanah liek namun juga sekaligus sebagai tempat produksi. Mulai dari proses pewarnaan dasar hingga memberikan corak dilakukan di rumah tersebut.

“Seluruh proses dilakukan menggunakan tangan dan peralatan tradisional, tanpa mesin,” jelasnya.

Hal itu terbukti, karena di lantai dua dan lantai tiga rumah tersebut dijadikan sebagai ruang produksi. Terlihat beberapa orang karyawan tengah “mencanting” lembaran kain dengan berbagai warna dan corak.

Pengusaha batik berusia 66 tahun ini telah melakoni usaha batik tanah liek sejak tahun 70-an. Menurutnya, batik sesungguhnya bukan asli dari Sumatera Barat tetapi berasal dari Jawa. Sehingga, seluruh peralatan membatik yang digunakannya dipesan dari Jawa.

“Namun khusus untuk Batik Tanah Liek, sejak awal dikembangkannya memang dilakukan di Sumatera Barat. Dulu, bahan tanah liat yang digunakan diambil di lahan rumah ini,” ujarnya.

Batik tanah liek diperkirakan sudah dikembangkan pada abad ke 16. Ada beberapa daerah di Sumatera Barat yang mengembangkan jenis batik ini namun semakin lama semakin memudar.

Hajjah Wirda tergerak untuk mengangkat kembali batik tanah liek karena tidak sekedar sebagai bahan pakaian. Pada batik tanah liek ada nilai seni yang tinggi. Untuk menjaga kelestariannya, produksi batik tanah liek Hajjah Wirda semua diproses secara manual atau hand made.

“Untuk satu lembar batik tanah liek bisa diselesaikan paling cepat tiga hari karena semua diproses tanpa mesin. Corak batik dilukis dengan canting tak ada yang distempel apa lagi di-print,” terangnya.

Tak heran, harga selembar batik tanah liek bisa mencapai dua setengah jutaan rupiah. Bahan dasar kain yang berkualitas tinggi dan “mahal” nya karya seni yang tertumpah di lembaran kain sangat sepadan dengan harga yang dibanderol.

Persoalannya muncul ketika tidak banyak orang yang bisa menghasilkan karya batik berkualitas. Menurut peneliti dari Universitas Andalas Toti Sri Mulyati, karena batik memang bukan seni budaya Minang, tidak banyak yang menguasai ilmu membatik.

“Dari hasil penelitian kami, tidak banyak yang memiliki kemampuan membatik di Sumatera Barat. Karena memang pada dasarnya seni membatik ini berasal dari tanah Jawa,” ujarnya.

Namun, Batik tanah liek membutuhkan regenerasi. Berangkat dari kekhawatiran seni Batik Tanah Liek akan pupus, Toti kemudian menggagas pelatihan seni membatik di Rumah Batik Wirda Hanim. Bekerjasama dengan Hajjah Wirda, Toti membiayai pelatihan tersebut dari sisa dana penelitiannya.

Bertempat di Rumah Batik Wirda Hanim, sebanyak 20 orang dilatih seni membatik. Sebagian besar peserta pelatihan adalah perempuan dan berasal dari berbagai daerah di Sumatera Barat. Menurut Toti, pelatihan ini tidak mengikat bahwa peserta nantinya akan menjadi karyawan di Rumah Batik Tanah Liek Wirda Hanim.

“Tujuan pertama adalah bagaimana menumbuhkembangkan ilmu membatik kepada lebih banyak orang. Setelah menguasai, mereka bebas berkreasi sendiri atau kalau mau menjadi pembatik di sini juga diberi kesempatan,” ujarnya.

Bagi yang ingin membuka usaha sendiri, nantinya juga akan dirangkul untuk bekerjasama dalam pemasaran. Artinya, pembinaan terhadap usaha batik yang dilakukan oleh peserta jika ingin mandiri tetap akan dilakukan sehingga seni membatik bisa tumbuh dan mendatangkan sumber ekonomi.

Batik tanah liek, tidak sekedar selembar kain tetapi adalah sebuah karya seni. Seni membatik membutuhkan kesabaran dan keuletan dan hanya orang-orang berjiwa seni tinggi yang mampu menorehkan corak batik yang memukau.

Penulis : Febry D Chaniago (Wartawan Madya 9749)

print

Baca juga

Topik batik tanah liekharga batik tanah liekUnandwirda hanim
Loading...

Berita Terkait

Aktifitas pelatihan membatik di Rumah Batik Hajjah Wirda Hanim. (fdc)

Perempuan Ulet di Balik Upaya Pelestarian Batik Tanah Liek

29 November 2018 | 14:48
Rektor Unand, Prof Tafdil Husni. (rin)

Tahun Depan Unand Diusulkan Menjadi PTN BH

23 November 2018 | 08:32
Foto MOU : Ki-Ka = Dr.Ir.Endry Martius, M.Sc (Wakil Rektor IV Unand), Prof.Dr.Tafdil Husni, SE, MBA (Rektor Unand), Andi Prasetyo (Head of JF), Anwar Tandiono (Head of Unit Padang PT. Japfa Comfeed Indonesia)- Pakai Batik. (ist)

JAPFA Foundation Berikan Program Beasiswa di Unand

1 November 2018 | 14:35

Pemilihan Putra-Putri Batik Minang Menghidupkan Seni Budaya

20 September 2018 | 13:55

Pemilu di Indonesia Masih Dibayangi Paradok Demokrasi

31 Januari 2018 | 07:16

Rembuk Nasional di Unand Kupas Pola Pembangunan Berbasis Desa

14 Oktober 2017 | 12:17

Komentar

BERITA TERKINI

Warga Sungai Talang Kenali Jasad Wanita di Pendakian Talago Kumbang

23 Februari 2019 | 22:12

Jasad Wanita Tinggal Tulang Ditemukan di Jalur Pendakian Talago Kumbang

23 Februari 2019 | 21:32

Abu Limbah PLTU Ombilin Kembali Resahkan Warga

23 Februari 2019 | 21:24

Marching Band Bakal Meriahkan Pembukaan TMMD di Mentawai

23 Februari 2019 | 21:10

Wako Padangpanjang Harapkan Musrenbang RPJMD Sesuai Visi Misi

23 Februari 2019 | 18:28

Mahyeldi Ingin Penastani Sukses dan Kota Padang jadi Etalase Pertanian

23 Februari 2019 | 17:30

Loading...

Persit Kartika Chandra Kirana Buka Stand Kerajinan Khas Mentawai di Kegiatan TMMD

23 Februari 2019 | 16:02

Foto: Tumpak

Sawahlunto Optimis Capai Target Tanam Padi Selama 2019

23 Februari 2019 | 13:37

Padang Media

© 2007-2018 PT PADANG MEDIA PRESS Alright reserved

Informasi

  • TENTANG KAMI
  • REDAKSI
  • HUBUNGI KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER

Follow Us

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Artikel
  • Feature
  • Nasional
  • Daerah
  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Budaya
  • Inspirasi
  • Rantau

© 2007-2018 PT PADANG MEDIA PRESS Alright reserved