
BUKITTINGGI- Bank Indonesia wilayah Sumatera Barat terus mendorong upaya memperluas akses terhadap sistem pembayaran nontunai menggunakan Quick Respon Indonesia System (QRIS) atau QR Code. Setelah di Kota Padang, sejumlah pasar di beberapa daerah kembali diresmikan sebagai Pasar SIAP QRIS.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Barat Wahyu Purnama A meresmikan beberapa pasar di Kota Bukittinggi dan Batusangkar Kabupaten Tanahdatar sebagai Pasar Siap QRIS di Kota Bukittinggi, Selasa (25/10/2022). Pasar-pasar tersebut adalah Pasar Atas, Pasar Bawah dan Pasar Aur Kuning di Kota Bukittinggi serta Pasar Serikat C di Batusangkar Kabupaten Tanahdatar.
Wahyu Purnama A menjelaskan, pasar memegang peran penting dalam perekonomian. Tidak hanya sebagai tempat bertemunya pedagang dan pembeli dan menjual kebutuhan pokok, namun pasar menjadi salah satu indikator perkembangan ekonomi di suatu daerah dan tempat perputaran uang dalam jumlah yang besar.
“Meskipun saat ini telah banyak aplikasi e-commerce yang mendukung jual-beli barang secara online, namun peran pasar tidak tergantikan. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran pasar bagi perekonomian,” kata Wahyu.
Dia menambahkan, menjawab tantangan dalam perkembangan sistem pembayaran, di mana masyarakat menginginkan kemudahan, keamanan dan kenyamanan bertransaksi seiring perkembangan teknologi digital, Bank Indonesia telah melakukan berbagai inovasi. Salah satunya melalui pengembangan instrumen pembayaran nontunai (cashless), sebagai transformasi sistem pembayaran dari penggunaan uang kartal menjadi sistem digital.
“QRIS merupakan inovasi dalam sistem pembayaran dari sistem tunai menggunakan uang Rupiah secara fisik atau kartal menjadi sistem digital untuk mengutamakan kemudahan, kenyamanan dan keamaan dalam bertransaksi,” lanjut Wahyu.
Dia menegaskan, belajar dari pengalaman pada masa pandemi Covid-19, sudah saatnya para pelaku ekonomi, terutama pedagang memiliki alternatif pembayaran tunai dan nontunai. Hal itu sekaligus meningkatkan kelas para pedagang, dengan menggunakan sistem nontunai dalam bertransaksi.
Bank Indonesia memiliki tujuan tunggal yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah memiliki tugas utama menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta menjaga stabilitas sistem keuangan.
Oleh karena itu, lanjutnya, Bank Indonesia sebagai otoritas Moneter dan Sistem Pembayaran terus mengembangkan dan mengakomodir inovasi dalam sistem pembayaran non tunai. Pengembangan dilakukan terhadap berbagai aspek seperti ketentuan dan aspek teknis operasional, yaitu keamanan, kecepatan dan kehandalan sistem pembayaran dalam mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan digital.
Menurut Wahyu, transaksi ekonomi dan keuangan digital berkembang pesat seiring dengan perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta akselerasi digital banking. Pada Triwulan III 2022, nilai transaksi uang elektronik (UE) tumbuh 35,79 persen (year on year/yoy) dan nilai transaksi digital banking meningkat 29,47 persen (yoy). Peningkatan digital banking diperkuat perluasan QRIS yang mencapai sebanyak 21,8 juta merchant se-Indonesia, sementara di Sumatera Barat tercatat 321.698 merchant pada Oktober 2022. Juga diperkuat oleh digital payment yang sebanyak 25,1 juta pengguna se-Indonesia, sementara di Sumatera Barat sebanyak 347.187 pengguna berdasarkan data periode September 2022) atau 68,26 persen dari target untuk menumbuhkembangkan pengguna baru QRIS sebanyak 386 ribu.
Untuk mendukung perkembangan ekonomi, penggunaan pembayaran digital dan mendorong konsumsi masyarakat, Bank Indonesia bersinergi dengan beberapa kementerian menumbuh kembangkan implementasi program S.I.A.P QRIS (Sehat, Inovatif, dan Aman Pakai QRIS) untuk mendukung peningkatan digitalisasi daerah, governance pengelolaan keuangan dan peningkatan pendapatan daerah. Secara kuantitas hal itu sejalan dengan pencapaian 15 juta pengguna baru QRIS pada tahun 2022.
Lebih jauh Wahyu memaparkan, penggunaan QRIS untuk berbagai transaksi di pasar dapat memudahkan pedagang dan konsumen dalam bertransaksi dan meningkatkan peran pasar dan pedagang dalam mendukung perekonomian. Manfaatnya antara lain higienis, transaksi tercatat, aman dari kemungkinan peredaran uang palsu atau pencurian, pengelolaan keuangan lebih tertata serta murah dan bebas biaya bagi pelaku usaha mikro.
Wahyu berharap, dengan telah bergeraknya pasar-pasar tersebut kepada sistem pembayaran nontunai melalui QRIS, menjadi langkah maju dalam aktivitas perekonomian masyarakat yang lebih mudah, aman dan nyaman. Melalui langkah tersebut diharapkan pergerakan ekonomi dapat dipacu lebih cepat dalam rangka pemulihan ekonomi pascapandemi. */F