Banjir dan longsor Kepung Padang, BNPB Sebut Drainase Perkotaan Buruk

Banjir di jalan utama Kota Padang, Ulak Karang, Rabu (31/5) pagi. (ist)
Banjir di jalan utama Kota Padang, Ulak Karang, Rabu (31/5) pagi. (ist)

JAKARTA – Banjir dan longsor mengepung Kota Padang, Sumatera Barat pada Rabu (31/5) sekitar pukul 01.30 Wib hingga sekitar pukul 08.00 Wib. Musibah itu terjadi akibat hujan deras dan buruknya drainase perkotaan.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan, angin kencang disertai hujan deras telah mengakibatkan beberapa lokasi mengalami banjir, pohon tumbang, baliho roboh dan tanah longsor. Di beberapa titik ruas jalan di Kota Padang terendam banjir dengan ketinggian air sekitar 50-100 cm.

“Banjir melanda 18 titik di 9 kecamatan di Kota Padang meliputi Kecamatan Padang Selatan,Padang Utara, Nanggalo, Padang Utara, Padang Barat, Padang Timur, Lubuk Begalung, Kuranji dan Bungtekab,” kata Sutopo, Rabu malam.

Dia menambahkan, sebanyak 95 keluarga (KK) terdiri dari 285 jiwa mengungsi akibat banjir. Sejumlah sekolah terendam diantaranya SMP 20, SMP 25, SMP 27, SMP 40 dan beberapa sekolah lainnya. Kondisi tersebut menyebakan sekitar 140 ribu siswa SD dan SMP diliburkan karena banjir menggenang sekolahan dan cuaca ekstrem melanda Kota Padang.

“Banjir di Kota Padang yang terparah terjadi di Jondul Rawang, Kecamatan Padang Selatan dengan ketinggian air  mencapai 1,5 meter,” ulasnya.

Selain itu, akibat hujan juga terjadi longsor di beberapa antara lain di ruas jalan nasional Padang-Solok di kawasan Lubuk Paraku. Longsor juga menimpa satu rumah warga di kawasan Bukit Gates Kecamatan Padang Selatan.

“Hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa. BPBD setempat masih melakukan pendataan dan pertolongan korban banjir melalui evakuasi ke lokasi aman,” ujarnya.

Dia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan meningkatkan kesiagaan menghadapi cuaca ekstrim yang dipicu berbagai fenomena, dari daerah pertemuan angin hingga dinamika atmosfer skala yang lebih luas. Dalam beberapa hari ke depan, suplai uap air sebagai pendukung pertumbuhan awan hujan di wilayah Sumatera masih relatif tinggi. (feb/*)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.