Banjir, 104 Ribu Lebih Penduduk Terpaksa Mengungsi

Situasi banjir di Kota Bima, NTB. Lebih dari 140 ribu penduduk kota terpaksa mengungsi. (Sutopo PN)
Situasi banjir di Kota Bima, NTB. Lebih dari 140 ribu penduduk kota terpaksa mengungsi. (Sutopo PN)

JAKARTA – Sedikitnya 104 ribu lebih penduduk Kota Bima, Nusa Tenggara Barat terpaksa mengungsi akibat banjir yang terjadi pada Rabu (21/12) dan Jumat (23/12). Banjir melanda lima kecamatan dengan 33 kelurahan. Pemerintah setempat telah menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Jumat (23/12) malam menyampaikan, banjir besar melanda wilayah itu sebanyak dua kali menyebabkan ribuan rumah terendam dengan ketinggian air antara 1 sampai 3 meter.

“Ribuan rumah terendam sehingga masyarakat mengungsi ke tempat yang lebih aman. Setelah banjir pertama pada Rabu, masyarakat sudah kembali ke rumah namun kembali mengungsi karena banjir susulan pada Jumat,” terangnya.

Banjir juga melumpuhkan akses transportasi dan ektifitas ekonomi, sementara sekolah dan perkantoran terpaksa diliburkan. Laporan dari Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB Muhammad Rum kepada BNPB, sebanyak 105.758 jiwa penduduk di lima kecamatan terdampak dan 104.378 jiwa diantaranta terpaksa mengungsi.

Adapun kecamatan terdampak banjir tersebut adalah Kecamatan Rasanae Timur (4 kelurahan) penduduk terdampak 3.581 jiwa, mengungsi 3.581 jiwa. Kemudian, Kecamatan Mpuda (9 kelurahan) penduduk terdampak 30.078 jiwa, mengungsi 29.553 jiwa. Kecamatan Raba (10 kelurahan) penduduk terdampak 19.955 jiwa, mengunsgsi 19.705 jiwa. Selanjutnya, Kecamatan Rasanae Barat (6 kelurahan) penduduk terdampak 33.492 jiwa, mengungsi 32.892 jiwa serta Kecamatan  Asakota ( 4 kelurahan) peduduk terdampak 18.648 jiwa, mengungsi 18.648 jiwa.

Muhammad Rum menerangkan, saat ini sebagian banjir telah surut, hanya menyisakan genangan dan lumpur. Sebagian besar pengungsi telah pulang kembali ke rumahnya masing-masing. Perkantoran dan sekolah diliburkan. Aktivitas pasar belum ada yang buka karena juga ikut terendam banjir.

“Listrik masih padam dan jaringan komunikasi juga belum pulih. Kondisi ini juga menyebabkan kendala dalam penanganan. Pendataan terus dilakukan,” ujarnya.

Hingga saat ini tidak ada laporan korban jiwa meninggal dan hilang akibat banjir. Fasilitas kesehatan yang rusak meliputi 4 puskesmas, 29 puskesmas pembantu, 29 polindes dan 1 kantor labkesda. Obat-obatan dan sarana medis ikut terendam banjir sehingga diperlukan bantuan obat-obatan dan tenaga medis.

Upaya penanganan darurat banjir terus dilakukan oleh BPBD, BNPB, TNI, Polri, Basarnas, Kemenkes, Kemensos, Kemen PU Pera, Tagana, SKPD Kota Bima, NGO, dunia usaha, relawan seperti dari PKPU, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Senkom Polri dan lainnya, dan masyarakat. Masa tanggap darurat selama 14 hari yaitu 22/12/2016 hingga 4/1/2017.

Distribusi bantuan pangan disalurkan melalui kelurahan. Telah dibuka dapur umum lapangan di 4 lokasi oleh TNI, BPBD dan Tagana, dan rencana akan dibuka dapur umum lapangan di 2 lokasi oleh PMI. BPBD Provinsi NTB telah memberikan bantuan pangan 3 truk dan 1 paket obat untuk korban banjir. BPBD Kabupaten Dompu memberikan bantuan logistik 1 truk. BPBD Kabupaten. Sumbawa Barat mengirim bantuan logistik 2 truk. Pemda Provinsi NTB memberikan bantuan Rp 4,2 milyar untuk difokuskan pada bantuan pangan dan logistik. PMI, NGO dan relawan juga telah mendistribusikan bantuan kepada masyarakat.

BNPB terus mengirimkan bantuan ke Kota Bima. Kepala BNPB, Willem Rampangilei telah memerintahkan Deputi Logistik dan Peralatan BNPB untuk segera mengirim bantuan yang diperlukan BPBD.

“Tim Reaksi Cepat BNPB yang sudah ada di Kota Bima agar menghitung berapa kebutuhan logistik dan peralatan disana. Perkuat terus BPBD. Jangan sampai ada masyarakat yang kekurangan dan tidak mendapatkan bantuan,” kata Willem Rampangilei.

Kebutuhan mendesak saat ini adalah makanan siap saji, permakanan, sandang, air bersih, terpal, tikar, selimut, obat-obatan, sarung, mukena, alat-alat kebersihan rumah tangga, dan lainnya. (feb/*)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.