PADANGPANJANG – Panitia Khusus (Pansus) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Agam tentang Hari Jadi Kabupaten (HJK) Agam melakukan koordinasi bersama Pemerintah Kota (Pemko) Padangpanjang, dalam hal bagaimana penetapan HJK, di Ruang Kerja Wakil Walikota di Balaikota, Kamis (7/4).
Disambut Wakil Walikota, Drs. Asrul, kepada rombongan dijelaskan bagaimana Kota Padangpanjang bisa menetapkan HJK pada tanggal 1 Desember dan pertama kali diperingati pada tahun 2004. Sebelumnya, HJK Padangpanjang diperingati pada tanggal 23 Maret setiap tahunnya.
“Perubahan hari jadi ini disebabkan masih banyak warga Kota Padangpanjang yang belum dapat menerima atau mengakui HJK pada tanggal tersebut. Maka pada tahun 2002 ditinjau dan dikaji kembali HJK Padangpanjang ini berdasarkan sejarah atau histori dan perkembangan yang telah ada beberapa ratus tahun lalu,” tutur Asrul.
Dijelaskannya, pada tahun 2002 dibentuklah Badan Kajian Sejarah dan Perjuangan Bangsa (BKSPB) bekerja sama dengan Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) yang diketuai Prof. Dr. Mestika Zed, M.A dan juga mengundang pemakalah dari Universitas Andalas dan Universitas Negeri Padang. Kemudian setelah melewati beberapa proses, ditetapkanlah Hari Jadi Kota Padangpanjang pada tanggal 1 Desember 1790.
Wawako Asrul juga menyebutkan, harus dibuat tim khusus untuk mengkaji penetapan HJK ini, dengan melibatkan masyarakat dan pemuka adat. Agar tidak terjadi kesalahan dalam menetapkannya.
Ketua Pansus HJK Agam, Zulhendrif Bandaro Labiah yang memimpin rombongan ini mengatakan, maksud dan tujuan pihaknya datang ke Kota Padangpanjang untuk mencari dan menggali informasi tentang menentukan HJK ini.
“Kebetulan kami di Kabupaten Agam sudah ada Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang Hari Jadi Agam. Apakah Agam ini daerah administratif, luhak atau kesatuan hukum adat. Sehingga kami bisa menentukan dengan mencontoh kepada Kota Padangpanjang yang sudah berusia 231 tahun,” ujarnya.
Untuk Hari Jadi Agam, tambahnya, belum pernah digelar, namun untuk perpindahannya sudah. Yang mana mulanya di Bukittinggi sekarang sudah di Lubuk Basung. Untuk itu, agar adanya marwah pada daerah tersebut, maka setiap daerah tersebut ada hari kelahirannya.
“Sesuai dengan yang dijelaskan Bapak Wawako tadi, kami mendapatkan banyak pelajaran. Kami akan sesegera mungkin melaksanakan seperti itu juga,” tutupnya.
Ikut hadir Asisten I Bidang Pemerintahan dan Pembangunan, Syahdanur, S.H, M.Si, Kepala Bagian Pemerintahan Setdako, Drs. Reflis, MTP, dan rombongan Pansus DPRD Hari Jadi Agam. (de)