MENTAWAI – Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap tsunami, terutama daerah-daerah pantai yang berhadapan langsung dengan pertemuan lempeng Eurasia indo-Australia dan pasifik. Di antaranya, daerah bagian barat pulau Sumatera Selatan, pulau Jawa, Nusa Tenggara bagian utara, Papua, Sulawesi dan Maluku serta bagian timur pulau Kalimantan.
Hal itu disampaikan Kepala BMKG Padangpanjang Rahmat Triyono pada kegiatan sosialisasi informasi peringatan dini tsunami bagi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai di aula Sekretariat Umum Daerah Mentawai, Senin (21/11).
Menurutnya, tingkat pemahaman peringatan dini tsunami di bagian pantai pesisir khusus bagi masyarakat Kepulauan Mentawai belum begitu maksimal. Namun, pemahaman peringatan dini tersebut akan diterapkan terlebih dahulu bagi aparatur pemangku kebencanaan, karena produk peringatan informasi BMKG tidak langsung kepada masyarakat tapi melalui aparatur dulu.
“Kalau melalui masyarakat sudah ada fasilitas seperti media sosial. Tapi secara resmi, ada alat perangkat yang ditempatkan di BPBD untuk menerima informasi BMKG atau warning text kalau ada peringatan tsunami. Alat itulah yang perlu betul-betul dipahami,” ujar Rahmat kepada padangmedia.com dan juga Koordinator BMKG Sumatera Barat itu.
Setelah sosialisasi peringatan dini tsunami, pihaknya akan melakukan training kepada Aparatur Sipil Negara yang ditugaskan di BPBD Mentawai. Dengan adanya training diharapkan petugas BPBD Mentawai tidak salah langkah saat terjadi bencana. Petugas juga bisa menyampaikan informasi segera kepada masyarakat bila sudah paham ketika ada warning dari BMKG.
Menurutnya, ada beberapa tingkatan status level warning. Kalau ada potensi tsunami, maka BMKG menyebutkan level ketinggian pada 3 jenis. Level awas dengan ketinggiannya di atas 3 meter. Kalau statusnya seperti itu, maka masyarakat harus segera melakukan evakuasi. Kedua, ada level siaga dengan ancaman hanya setengah meter sampai 3 meter. Level ketiga waspada, bila ada ancaman tsunami yang kurang dari setengah meter.
“Melihat kejadian pada 2 Maret kemaren di Kepulauan Mentawai mendapat warning status BMKG level siaga, artinya ketinggiannya hanya setengah meter sampai 3 meter. Berkemungkinan sangat kecil masuk ke daratan,” terangnya.
Bila masyarakat tidak paham hal itu, hanya akan menyebabkan kepanikan. Pemahaman itu terutama untuk aparatur pemerintah yang menangani soal kebencanaan. (ers)
Komentar