PADANG – Perilaku tawuran remaja di Kota Padang sudah memasuki tahap memprihatinkan dan meresahkan. Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah Dt Marajo menilai, tawuran merupakan upaya sejumlah pihak untuk memecah-belah anak bangsa.
“Menurut informasi yang saya peroleh dari Lemhanas, tawuran merupakan salah satu upaya untuk memecah-belah generasi muda,” ujarnya saat kunjungan Jumat Keliling ke Masjid Al Kautsar di Bandar Buat, Jumat (12/5).
Menurut walikota, upaya adu domba anak muda harus segera diminimalisir. Anak dan kemenakan harus mendapat perhatian lebih sehingga tidak terjadi tawuran yang meresahkan warga.
“Upaya kita bagaimana agar orangtua maupun mamak menjaga anak kemenakan agar tidak ikut tawuran,” kata Mahyeldi.
Dikatakan Wako, memasuki tahun 2020 dan menjelang 100 tahun kemerdekaan, Indonesia mendapat “Bonus Demografi” di mana lebih 60 persen penduduk Indonesia merupakan usia produktif. Karena itu, kondisi tersebut perlu diperhatikan dengan membekali anak kita saat ini dengan hal positif. “Karena, pemuda hari ini adalah pemimpin masa datang,” tukasnya.
Sementara itu, dalam kunjungan Jumat Keliling itu, warga mengeluhkan perihal efek dari truk angkutan semen. Pasalnya, muatan truk banyak berserak di jalan membuat mata jadi pedih. Menanggapi itu, Walikota Padang menyebut bahwa hal tersebut tidak dibenarkan. Mahyeldi mengimbau kepada perusahaan untuk menjaga muatan yang dibawa agar tidak berserak dan mengganggu pengendara.
“Ini tidak boleh, mengganggu warga,” kata Walikota.
Selain persoalan tersebut, warga juga mengeluhkan masalah lainnya, seperti kondisi riol yang tersumbat, Pasar Bandar Buat dan lainnya. (rin/*)
Komentar