Alternatif Jalan Padang-Bukittinggi, Tol atau By Pass

Ilustrasi. (net)
Ilustrasi. (net)

PADANG- Wacana pembangunan jalan tol Padang-Bukittinggi mengemuka kembali saat Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan DPRD membahas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016-2021. Pemerintah provinsi menyebut kemungkinan pembangunan jalan tol bisa saja direalisasi, namun dari DPRD sendiri menyebutkan tidak masuk dalam draft RPJMD.

Namun, rencana pembangunan jalan untuk mengurai arus lalulintas utama di jalan nasional itu memiliki dua alternatif. Selain jalan tol, ada pilihan yaitu jalan by pass dua jalur.

“Rencana pembangunan jalan tol ini bisa saja terealisasi namun ada pilihan berupa jalan by pass,” kata Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit.

Untuk pembangunan jalan tol, kata Nasrul, butuh proses panjang dan investasi pihak ketiga dan proses pekerjaan, pemanfaatannya dan sistim kerjasama. Sementara untuk jalan by pass dua jalur, mekanismenya akan sedikit berbeda dengan jalan tol.

“Jika memang jalan tol sulit direalisasikan, tentunya akan beralih kepada pembangunan by pass dua jalur,” ujarnya.

Persoalannya, hal yang paling menjadi masalah dalam pembangunan fisik terutama jalan adalah pembebasan lahan. Masalah pembebasan lahan hendaknya menjadi perhatian bersama dan masyarakat diharapkan mendukung program pembangunan.

Terpisah, Ketua Komisi  IV DPRD Provinsi Sumatera Barat Marlis menyebutkan, rencana pembangunan jalan tol tidak masuk dalam RPJMD 2016-2021. Menurutnya, yang tercantum di dalam Draft RPJMD hanyalah pembangunan jalan dua jalur Padang-Bukittinggi.

“Kalau memang ada rencana pembangunan jalan tol, ini akan dibicarakan lagi dengan pihak Pemprov karena saat ini RPJMD masih dalam tahap pembahasan,” katanya.

Dia melihat, jalan tol juga akan berdampak baik terhadap perekonomian daerah karena akses jalan akan menjadi lancar. Meski dari segi bisnis mungkin kurang bagus untuk kondsi saat ini namun untuk akses daerah akan membawa pengaruh positif.

Sementara itu, Anggota Komisi III DPRD Provinsi Sumatera Barat H. M. Nurnas melihat, pembangunan jalan dua jalur lebih tepat. Pembangunan jalan tol tidak efektif melihat kondisi mobilitas kendaraan saat ini.

“Pembangunan jalan dua jalur lebih baik daripada jalan tol karena tidak efektif,” katanya.

Nurnas mengingatkan kepada pemerintah, lepas dari wacana jalan tol atau jalur dua, kelanjutan pembangunan jalur Sicincin-Malalak saat ini lebih penting untuk dituntaskan  daripada beretorika soal jalan tol atau jalur by pass.

“Memang semua itu penting untuk kemajuan namun penyelesaian yang sudah ada jauh lebih penting,” tandasnya. (feb)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *