Akibat Badai, Ikan Keramba di Maninjau Mengapung

AGAM- Ikan pada Keramba Jaring Apung (KJA) petambak di Nagari Maninjau Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam mulai mati dan mengapung akibat badai. Ikan-iakn tersebut mati karena efek dari “tubo” belerang di dasar danau yang naik ke permukaan akibat diaduk badai.

” Ikan milik kami di Nagari Maninjau sudah ada yang mati dan mengapung karena lumpur di dasar danau naik ke permukaan bercampur dengan tubo belerang dan racun dari residu pakan ikan,” kata Weliardi, pemuka masyarakat Nagari Maninjau, Kamis (18/2).

Ia dan warga petambak lainnya masih mengkhawatirkan kondisi angin yang terus bergerak akan membawa dampak lebih buruk lagi kepada petani petambak. Ikan yang saat ini berada di dalam keramba masih berupa benih nenir atau yang oleh warga setempat disebut “rinuak”. Rinuak ini sangat rentan terhadap perubahan air apalagi sudah disertai belerang ditambah residu pakan ikan.

Berbeda dengan di Nagari Koto Kaciak dan di Koto Malintang, masih di Kecamatan Tanjuang Raya. Petani tambak KJA di dua nagari ini mengaku kondisi ikan di KJA mereka belum ada yang mati. Namun kekhawatiran akan terdampak angin masih tetap ada karena kondisi cuaca yang masih tidak menentu.

“Alhamdulillah, sampai saat ini ikan-ikan milik petambak di nagari kami masih aman,” ungkap Erman Tanjung, warga nagari Koto Kaciak.

Diakui, sejak kemarin, kondisi angin cukup kencang melanda kawasan danau Maninjau dan berpotensi mengaduk-aduk dasar danau sehingga membawa tubo belerang bercampur lumpur naik ke permukaan. (fajar)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *