AGAM – Guna mengantisipasi terjadinya bencana alam seperti longsor dan banjir, Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat menurunkan tim untuk mencari sumber penyebab terjadinya longsor dan banjir yang berada di 16 Kecamatan di daerah itu. Tim yang berasal dari BPBD dan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Agam sudah mulai melakukan peninjauan di aliran sungai rangeh pada Rabu (13/1).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam, Bambang Warsito di Lubuk Basung, Kamis (14/1), mengatakan, sehubungan cuaca ekstrim yang melanda Agam dan sekitarnya akhir-akhir ini, pihaknya menetapkan status siaga bencana banjir dan longsor di 16 Kecamatan tersebut.
“Kami menetapkan status siaga bencana banjir dan longsor mulai pada 31 Desember 2015 sampai 8 Februari 2016,” katanya.
Ia menjelaskan, kecamatan yang rawan longsor yakni, Kecamatan Tanjung Raya, Matur, Ampek Nagari, Lubuk Basung, Palembayan, Malalak, Palupuh, Cabduang dan Baso. Sedangkan daerah rawan banjir seperti, Kecamatan Tanjung Mutiara, Nagari, Ampek Koto, Lubuk Basung, Ampek Angkek, dan lainnya.
“Daerah ini berada di dataran tinggi dan rendah yang berisiko terhadap banjir dan longsor saat curah hujan tinggi melanda daerah itu,” ungkapnya.
Dikatakannya, pihaknya telah memberikan surat imbauan kepada warga agar meningkatkan kewaspadaan dengan cara mengungsi ke daerah lebih aman. Surat imbauan ini telah diberikan kepada kecamatan dan kelompok siaga bencana (KSB).
Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Agam, Yulnasri menambahkan, tim mencari lokasi penyebab terjadinya longsor dengan cara menyisir dari hulu sampai hilir sungai rangeh dimulai dari Data Munti, Kecamatan Matur menuju Jorong Sungai Rangeh, Kecamatan Tanjung Raya.
Tim nantinya akan mendata tumpukan pohon yang menyumbat pada sungai dan mendata lokasi penebangan hutan. Setelah itu, tumpukan pohon tersebut akan dibersihkan dengan cara bergotong royong dengan masyarakat setempat.
“Ini bertujuan agar daerah Sungai Rangeh terhindar dari banjir karena tumpukan ini akan memicu terjadinya longsor karena daerah tersebut berada dengan kemiringan sekitar 50 derejat,” katanya. (fajar)