AGAM- Komoditi cengkeh, pala, kopi, kakao dan tebu menjadi fokus perhatian Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Namun, untuk memacu perkembangan perkebunan lima komoditi tersebut saat ini masih mengandalkan bantuan dari Pemprov Sumatera Barat dan pemerintah pusat.
Kepala Dishutbun Kabupaten Agam Yulnasri menjelaskan, untuk cengkeh dan pala, tahun 2016 ini disediakan masing-masing sebanyak 5.000 bibit, sementara kopi jenis arabika sampai saat ini sudah mencapai luas tanam lebih 40 hektar dan tebu lebih dari 1.700 hektar. Sedangkan tanaman Kakao, sampai saat ini luas kebun rakyat sudah mencapai 4.000 hektar lebih.
“Komoditi yang dikembangkan dipilah mana yang lebih cocok dengan kondisi daerah dan mendatangkan keuntungan. Lima komoditi ini sangat cocok ditanam di Kabupaten Agam,” katanya, Sabtu (9/4).
Dia mengungkapkan, ada kelemahan dalam pembudidayaan tanaman perkebunan tersebut oleh masyarakat petani, terutama Kakao. Kelemahannya adalah petani kurang merawat tanaman sehingga hasilnya tidak maksimal. Tanaman Kakao memerlukan perawatan intensif agar memberikan hasil panen yang memuaskan.
Sementara, untuk Kopi arabika dan tebu, saat ini sangat diminati petani. Kopi arabika memiliki prospek cukup bagus dan harganya pun lumayan tinggi di pasaran. Sedangkan tanaman tebu memiliki peluang produk gula semut untuk ekspor.
Kopi Arabika asal Indonesia, termasuk dari Agam memiliki kualitas tinggi sehingga keunggulan tersebut bisa dijadikan andalan untuk menjamah pasar ekspor. Di Belanda, Kopi Arabika asal Indonesia cukup laris dan ini menjadi peluang bagi petani kopi di Agam yang hendaknya dapat digarap.
Menurutnya, saat ini sedang dilakukan pendekatan dengan berbagai pihak, yang mungkin bisa membantu produksi sampai pemasaran. Sudah ada yang bersedia membantu mendesain kemasan menarik dan rencana pemasaran jangka panjang.
“Kami berharap ada perantau sukses yang bersedia membantu pemasaran produk petani, sehingga usaha mereka kian berhasil,” ujarnya. (fajar)