Abrasi di Pantai Tiku Ancam Permukiman Warga

Abrasi pantai di JorongUjung Labung, Nagari Tiku V Jorong, Kec. Tanjung Mutiara, Kab. Agam. (fajar)
Abrasi pantai di JorongUjung Labung, Nagari Tiku V Jorong, Kec. Tanjung Mutiara, Kab. Agam. (fajar)

AGAM – Ratusan Rumah di Jorong Pasia Paneh, Kenagarian Tiku Selatan dan Jorong Ujuang Labuang, Kenagarian Tiku Limo Jorong, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam terancam abrasi akibat gelombang pasang yang terus meninggi. Dua jorong tersebut bisa saja habis kemudian hari apabila tidak ada upaya penyelamatan dari  pemerintah.

Salah seorang tokoh masyarakat Pasia Paneh, Boy Basri Tanjung kepada padangmedia.com, mengatakan, gelombang air laut terus naik ke permukaan mengejar pemukiman masyarakat. Warga tidak bisa berbuat banyak, mereka hanya bisa berharap air laut tidak sampai masuk rumah. Jika pasang sangat tinggi, tidak jarang air laut mencapai pemukiman masyarakat.

Dikatakannya, sedikitnya dalam dua bulan terakhir, di Pasia Paneh sudah 260 batang pohon kepala milik masyarakat yang tumbang di tepi pantai karena gelombang laut. “Akibat kuatnya ombak ratusan kelapa sudah bertumbangan. Bibir pantai terus mendekat rumah masyarakat,” katanya.

Dikatakannya, pada Jorong Pasia Paneh ada lebih kurang 20 rumah dan satu bangunan Sekolah Dasar yang terancam karam. Belum lagi di Jorong Ujuang Labuang dan Muaro Putuih, Kenagarian Tiku Limo Jorong, rumah yang dekat dengan pantai jumlahnya mencapai ratusan. Meski keadaan tidak begitu baik, masyarakat tetap mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang sudah membangun pemecah ombak.

Menurutnya, dari Pasia Paneh sampai Jorong Ujuang Labuah panjangnya lebih kurang 1, 8 kilometer. Dengan jarak tersebut, baru ada 19 pemecah ombak (groin). Letak antara satu dan lainnya juga masih terlalu jauh. Selain itu, pemecah ombak yang ada sekarang masih kurang menjorok ke arah laut.

“Kita mengucapkan terima kasih kepada pemerintah. Melalui dana pusat sudah dibangun pemecah ombak. Tetapi, jumlah yang ada sekarang masih sangat belum memadai. Beberapa waktu lalu sudah ada enam pemecah ombak baru dengan jarak 200 yang dipasang di Pasia Paneh. Tetapi, jaraknya masih sangat jarang. Idealnya ada  12 pemecah ombak yang dipasang dalam rentang jarak tersebut,” katanya, Selasa (23/8).

Di lain pihak, Ketua DPRD Kabupaten Agam, Marga Indra mengakui, abrasi memang jadi ancaman sejumlah wilayah di Tiku. Ia berjanji akan mendesak pihak yang berwenang dalam hal itu sehingga jumlah pemecah ombah pada wilayah yang rawan memiliki jumlah yang lebih ideal. Pemerintah Kabupaten harus nyinyir kepada provinsi, begitu juga seterusnya.

“Kondisi ini memang memprihatikan. Kalau lalai, banyak rumah yang akan karam oleh gelombang ombak pada kemudian hari. Oleh sebab itu, diperlukan langkah yang cepat sehingga tidak menimbulkan efek yang lebih buruk,” katanya. (fajar)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *