JAKARTA – Posko induk tanggap darurat bencana banjir bandang Sentani, Kabupaten Jayapura Provinsi Papua mencatat total korban meninggal dunia hingga Selasa pagi (19/3/ 2019) sebanyak 89 orang. Selain itu, berdasarkan laporan pihak keluarga dan masyarakat, korban yang masih hilang sebanyak 74 orang. Sebanyak 1.613 personil tim gabungan masih melakukan penanganan darurat.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan, tim SAR Gabungan pada hari Senin (18/3) berhasil menemukan 13 jenazah. Empat jenazah ditemukan di Kampung Sereh Tua, dua jenazah di Danau Sentani, tiga jenazah di BTN, dua jenazah di BTN Nauli 2, satu jenazah di BTN Citra Buana dan satu jenazah di Kampung Hobong.
“Tim SAR gabungan akan terus mencari korban karena diperkirakan masih ada korban yang belum ditemukan,” kata Sutopo.
Sutopo merinci, dari 89 orang korban meninggal dunia, sebanyak 82 orang korban meninggal akibat banjir bandang di Kabupaten Jayapura dan tujuh orang korban meninggal dunia akibat tanah longsor di AMpera, Kota Jayapura.
Sementara itu, lanjut Sutopo, sebanyak 159 orang mengalami luka – luka akibat musibah itu. Diantaranya, 84 orang luka berat dan 75 orang luka ringan. Jumlah pengungsi juga terus bertambah. Masyarakat banyak yang memilih tinggal di pengungsian karena trauma dan takut adanya banjir bandang susulan, sehingga titik pengungsian dipadati pengungsi.
“Tercatat ada 6.831 orang pengungsi yang tersebar di 15 titik pengungsian. Pengungsi masih memerlukan bantuan kebutuhan dasar,” ujarnya.
Sebaran dari 6.831 pengungsi adalah di BTN Bintang Timur 600 orang, BTN Gajah Mada 1.450 orang, Doyo Baru 203 orang dan Panti jompo 23 orang. Kemudian, HIS Agus Karitji 600 orang, Siil: 1.000 orang, Gunung Merah (Posko Induk) 1.391 orang, Asrama himles 50 orang, Kompi D 108 orang serta Puspenka Hawai 123 orang. Selanjutnya di titik pengungsian Yayasan Abdi Nusantara 900 orang, Kampung Netar 43 orang, Permata Hijau 120 orang, Panti Jompo 23 orang dan Rindam sebanyak 220 orang.
Dapur umum, pos pelayanan kesehatan dan posko sudah didirikan. Namun masih diperlukan beberapa kebutuhan mendesak seperti MCK, air bersih, permakanan, matras, selimut, pakaian layak, genset, peralatan dapur, psikososial, dan sebagainya.
Data dampak kerugian dan kerusakan juga terus bertambah seiring masuknya data laporan ke posko. Kerugian sementara akibat bencana banjir bandang di Sentani meliputi 350 unit rumah rusak berat 3 unit jembatan rusak berat, 8 unit drainase rusak berat, 4 jalan rusak berat, 2 unit gereja rusak berat, 1 unit masjid rusak berat, 8 unit sekolah rusak berat, 104 unit ruko rusak berat dan 1 unit pasar rusak berat. Untuk data korban terdampak adalah 11.725 KK yang terdapat di tiga distrik (kecamatan) yaitu Distrik Sentani, Waibu dan Sentani Barat. (fdc/*)
Komentar