AGAM – Program Padi Tanam Sebatang (PTS) plus Jajar Legowo mendapat sambutan memuaskan dari petani di Kabupaten Agam. Terbukti dari 8.500 hektare lahan yang ditargetkan untuk program PTS, saat ini sudah terpenuhi 7.000 hektare.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (Dipertahornak) Agam melalui Kabid Tanaman Pangan, Jafrial, SP, kepada padangmedia.com mengatakan senang dengan respons petani tersebut. Menurutnya, sistem PTS plus jajar legowo terbukti mampu meningkatkan hasil panen petani.
“Program tersebut memang terbukti produktifitasnya tinggi dari pada sistem tanam biasa,” ujarnya, Selasa (26/4).
Benih yang ditanam adalah varietas unggul tahan wereng (VUTW), antara lain Batang Piaman, Kuriak Kusuik, PB 42, IR 64, Cisokan dan Junjuang.
PTS adalah cara tanam padi yang berbeda dari biasanya. Dengan PTS atau nama lainnya SRI (System of Rice Intensification), benih padi yang ditanam hanya sebatang. Dari benih sebatang tersebut, dapat dihasilkan anakan sekitar 80 batang per rumpun dengan pertumbuhan yang cukup bagus. Melalui PTS, petani bisa menghemat bibit serta penggunaan air. Sementara untuk pupuk, lebih banyak menggunakan pupuk organik sebagai penyeimbang pupuk anorganik.
Di samping PTS plus jajar legowo, pihak Diperahornak Agam juga melakukan Program Pengembangan Padi Organik. Program tersebut dilaksanakan Kelompok Tani Usaha Muda di Jorong Pauah, Nagari Kamang Mudiak, Kecamatan Kamang Magek. Untuk program Pengembangan Padi Organik dilaksanakan di lahan kelompok seluas 20 ha. Program tersebut diharapkan mampu memotivasi petani lainnya untuk melaksanakan pertanian organik.
Namun, menurut pantauan padangmedia.com, salah satu kendala pengembangan pertanian organik di Kabupaten Agam adalah masalah harga. Harga hasil pertanian organik dihargai sama saja dengan non organik. Kondisi demikian, menyebabkan petani enggan menerapkan pertanian organik. (fajar)