370 Personil Terlibat dalam Pengamanan Operasi Ketupat 2018 di Mentawai

Apel Operasi Ketupat di Mapolres Mentawai. (ers)

MENTAWAI – Operasi Ketupat tahun 2018 diselenggarakan secara serentak di seluruh Polda jajaran selama 18 hari mulai 7 sampai 24 Juni 2018. Operasi itu melibatkan 173.397 personel pengamanan gabungan yang terdiri dari unsur Polri, TNI, Pemda, serta stakeholder terkait dan elemen masyarakat lainnya.

Kapolres Mentawai, Hendri Yahya menyebutkan, rencana operasi disusun melalui serangkaian evaluasi terhadap pelaksanaan Operasi Ramadniya pada tahun 2017 disertai analisa potensi gangguan Kamtibmas di tahun 2018 dengan kekuatan sebanyak 370 personil yang tersebar di setiap titik pulau Mentawai.

Menurutnya, pelaksanaan operasi tahun ini, setidaknya terdapat empat potensi kerawanan yang harus diwaspadai, yaitu stabilitas harga dan ketersedian bahan pangan, kelancaran dan keselamatan arus mudik dan arus balik, potensi bencana alam dan gangguan kamtibmas lainnya, seperti curat, curas, curanmor, copet, pencurian rumah kosong, begal, dan hipnotis serta ancaman terorisme.

“Melalui apel gelar pasukan Operasi Ketupat tahun 2018, kita tingkatkan sinergi Polri dengan instansi terkait dalam rangka memberikan rasa aman dan nyaman pada perayaan Idul Fitri di Kabupaten Kepulauan Mentawai,” kata Hendri Yahya di Mako Polres Mentawai, Rabu (6/6).

Untuk masalah stabilitas harga pangan, menurutnya, dapat terjaga dan tidak terjadi kelangkaan bahan pangan. Tahun ini potensi permasalahan masih berkisar pada masalah distribusi pangan, upaya penimbunan oleh kelompok kartel / mafia pangan, serta perilaku negatif pelaku usaha yang menaikkan harga di atas harga yang ditetapkan. Oleh sebab itu, diperlukan kerja sama dan langkah proaktif dari stakeholder terkait guna mengatasi hal ini.

Permasalahan kalancaran dan keselamatan arus mudik dan arus balik, hasil survey jalan yang dilaksanakan oleh Korlantas Polri bersama stakeholder lainnya mendapati sekurangnya terdapat enam lokasi rawan macet pada jalur utama mudik lebaran. Khusus di Mentawai hanya dilakukan pengamanan di lokasi pelabuhan serta rumah ibadah.

Hendri Yahya menegaskan kepada seluruh personel, terutama pada titik-titik rawan agar benar-benar melakukan pemantauan secara cermat. Berbagai strategi harus bertindak sesuai yang telah ditetapkan.

Untuk potensi bencana alam dan gangguan kamtibmas lainnya, seperti curat, curas, curanmor, copet, pencurian rumah kosong, begal, dan hipnotis, petugas diharapkan dapat mengambil langkah preemtif dan preventif yang diperlukan sehingga bisa menekan potensi yang ada. Selain itu, diharapkan kerjasama dan koordinasi terus menerus dengan pihak Basarnas, BMKG dalam upaya mengantisipasi dan mewaspadai potensi bencana alam.

Terakhir, potensi kerawanan ancaman pidana terorisme. Guna mengantisipasi potensi aksi terorisme, ditegaskan untuk terus meningkatkan kegiatan deteksi intelijen diimbangi dengan upaya penegakan hukum secara tegas (preemtif strike) melalui optimalisasi peran Satgas Anti Teror di seluruh Polda Jajaran.

Di samping itu, pengamanan tempat ibadah, pusat keramaian, mako Polri, serta aspek keselamatan personal pengamanan harus menjadi perhatian. Perkuat pengamanan pada objek-objek tersebut dan dilaksanakan pendampingan personel pengamanan bersenjata (buddy system).

“Dalam mewujudkan keamanan secara umum, diperintahkan kepada seluruh jajaran untuk terus-menerus meningkatkan kerjasama dengan rekan -rekan TNI serta stakeholder terkait lainnya. Semoga pengabdian yang dilaksanakan dengan penuh keihklasan di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini dapat menjadi sebuah catatan amal ibadah di hadapan Tuhan Yang Maha Esa,” tukasnya. (ers)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *