PADANG – Etnis Tionghoa di Kota Padang setiap tahunnya mengadakan acara ritual sembahyang Tee Soe/ Sembahyang Tinggi (Phoo To). Sembahyang Tee Soe secara tradisi diadakan setiap bulan 7 tanggal 15 penggalan Imlek. Tahun ini, Sembahyang Tee Soe bertepatan pada hari Rabu, 17 Agustus 2016, Chit Gwee Cap Go 2567. Sembahyang dilaksanakan di halaman Klenteng lama See Hin Kiong Jalan Klenteng Kelurahan Kampung Pondok, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang.
Salah seorang Seksi Kebudayaan Klenteng See Hin Kiong, Deddy Gunawan didampingi Sekretaris dan Humas Klenteng menerangkan, ‘tee soe’ merupakan tradisi dari Etnis Tionghoa sejak ribuan tahun lalu. Pada penanggalan Imlek bulan 7 tanggal 15, dipercaya bahwa arwah – arwah para leluhur keluar mengunjungi keluarga.
“Untuk menghormati arwah para leluhur, maka diadakanlah Sembahyang Tee Soe tersebut,” ujarnya kepada padangmedia.com, Selasa (16/8) di Klenteng See Hin Kiong.
Sebelum sembahyang, dilakukan pembukaan terlebih dahulu pada pukul 09.00 WIB. Kemudian dilaksanakan arak – arakan Tee Sue setinggi kurang lebih 3,5 meter dengan berat 10 kilogram yang melambangkan penguasa arwah – arwah leluhur. Tee Sue yang diarak dibuat dari bambu dilampisi kertas. Arak – arakan dimulai dari Klenteng lama See Hin Kiong menuju Jalan Niaga, Jln AR.Hakim, Kampung Nias, Belakang Pondok, Cokro, Pulau Karam, Kampung Sebelah, Tepi Pasang, Simpang Kinol dan kembali ke Klenteng lama.
Setelah sampai di klenteng tujuan, maka acara dilanjutkan dengan ritual sampai selesai. Dijelaskan Deddy, Tee Sue tersebut diberi tanda titik merah di beberapa bagian. Ada sosok Dewi Kwan Im di atas kepala. Setelah acara selesai, Tee Sue tersebut diletakkan di atas sebuah altar yang telah disediakan.
Kemudian, pada pukul 18.00 WIB dilaksanakan sembahyang bersama dilanjutkan sampai pukul 22.00 hingga 23.00 WIB dengan acara puncak, yakni sembahyang tinggi. Ritual terakhir dalam kegiatan itu adalah membakar ‘Tee Sue’ (penguasa arwah leluhur, red).
Usai ritual, ada momen seru yang ditunggu-tunggu, yaitu rebutan makanan yang diistilahkan Cio Ko oleh masyarakat sekitar. Banyak sekali makanan yang disajikan, seperti beraneka macam kue, daging, buah-buahan dan lainnya.
Sementara itu, salah seorang tokoh masyarakat setempat yang juga anggota DPRD Kota Padang, Iswanto Kwara mengatakan, tradisi sembahyang Tee Soe di Klenteng See Hin Kiong sudah semenjak lama dilaksanakan. Yang lebih menariknya lagi, usai sembahyang makanan yang ada di lokasi dipersilahkan untuk diambil oleh masyarakat yang menyaksikan tradisi tersebut.
“Tidak itu saja, masyarakat yang hadir menyaksikan sembahyang Tee Soe bukan dari Etnis Tionghoa saja, semua masyarakat kota Padang yang hadir menyaksikan ritual itu diperbolehkan berebutan mengambil makanan yang ada. Di situlah terlihat suatu keunikan usai ritual tersebut,” ungkap Iswanto Kwara. (baim)