AGAM – Sebanyak 13 kafilah Kabupaten Agam berhasil masuk ke babak final dalam ajang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Sumatera Barat ke 36 yang berlangsung di Kota Sawahlunto. 13 kafilah yang masuk final tersebut, yakni dari cabang Tilawah Tuna Netra putri (Tuti Suryani) dengan nilai 11,03,05, cabang hafiz 5 juz non tilawah putra (Arif Rahmat Rizki) dengan nilai 24,06,34, cabang hafiz 20 juz putra (Husni Mubarak) dengan raihan nilai 36,14,32, cabang tartil menengah putra (Khairul Husbi) dengan nilai 34,18,30.
Lalu, cabang kitab standar putra (Muhammad Said) dengan nilai 34,18,36 dan untuk golongan kitab standar putri diraih oleh Rahimatul Fikri dengan perolehan nilai 11,29,13. Sementara itu, pada cabang lomba khat, dari lima jenis golongan perlombaan, kafilah Agam berhasil masuk final empat jenis golongan lomba, di antaranya golongan lomba khat naskah putra diraih oleh Ari Saputra Ramadhan dengan nilai 08,12,14, golongan khat naskah putri diraih oleh Nela Siskaleni dengan nilai 01, 07,13.
Kemudian, pada golongan khat hiasan mushaf putri diraih oleh Novia Tiara Sari dengan perolehan nilai 07, 11,17dan golongan khat hiasan mushaf putri diraih oleh Hora Oktri Aulia. Setelah itu dilanjutkan pada cabang MFQ atau lomba cerdas cermat (beregu) diraih oleh Gebbyta Elwissandi, Aisyah Kurnia Illahi dan Robby Hidayatul Ilmi.
“Mudah-mudahan semuanya bisa jadi juara satu terbaik,” kata Koordinator Sekretariat Kafilah Kabupaten Agam, Khairul Koto, di Sawahlunto, melalui via telepon, kepada padangmedia.com, Kamis (12/11).
Pada perhelatan MTQ XXXVI tingkat Provinsi Sumbar itu, sebutnya, kafilah Agam mengikuti 10 cabang dari 13 cabang yang dipertandingkan. Untuk jumlah kafilah berjumlah 56 kafilah dengan 16 orang pendamping dan 13 tim pelatih.
“Pengumuman juara satu terbaik diumumkan pada penutupan acara, Sabtu (14/11) nanti,” katanya.
Saat ditanya bagaimana sistem penilaian MTQ, Kharul menyebutkan, sangatlah berbeda sekali dengan perlombaan atau pertandingan olahraga yang menjadi juara berdasarkan banyak medali. Kalau di perlombaan MTQ, yang menjadi juara terbaik berdasarkan gabungan nilai poin yang diberikan dewan juri, bukan karena nilai jumlah medali yang kita peroleh. Untuk perolehan terbaik satu dengan medali emas akan diberi poin sebanyak lima poin, perak tiga dan perunggu dua poin.
“Jadi, sistem penilaian yang diberikan tidak berdasarkan pada raihan banyak memperoleh medali, melainkan gabungan dari jumlah nilai yang didapatkan dari masing-masing golongan dan cabang,” jelasnya. (fajar)
Komentar