AGAM – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Agam mendata, sejak awal Desember 2016, sudah sekitar 100 ton ikan Keramba Jaring Apung (KJA) di Danau Maninjau mati akibat tubo belerang.
Kepala DKP Agam, Ermanto menyatakan, cuaca ekstrim sejak beberapa hari lalu menjadi penyebab mengapungnya endapan lumpur bercampur belerang, residu pakan dan kotoran ikan ke permukaan perairan Danau Maninjau.
Dalam sepekan terakhir, ikan KJA yang mati di Nagari Bayur sekitar 20 ton, di Nagari Maninjau 20 ton, di Nagari Sungai Batang 15 ton, Nagari Tanjung Sani 15 ton, Nagari Duo Koto 10 ton, Nagaruli Koto Kaciak 10 ton dan Koto Malintang 10 ton.Dikatakan, usaha KJA yang pernah mengentaskan kemiskinan anak nagari salingka danau, namun kini menjadi usaha yang kurang menguntungkan. “Kondisi demikian disebabkan tingkat pencemaran perairan Danau Maninjau sudah begitu parah. Pencemaran bukan saja dari limbah KJA, berupa residu pakan ikan dan kotoran ikan, tetapi juga dari limbah pertanian dan rumah tangga,” katanya kepada padangmedia.com di Lubuk Basung, Kamis (8/16). (fajar)