PADANG – Setelah sukses menggelar acara Hackthon Membangun Nagari pada Agustus 2017, Visio Incubator bersama programmer lokal dan peraih beasiswa Google Udacity, Aditya Persada untuk pertama kalinya menginisasi pembentukan wadah komunitas Minang Developers.
Bertempat di Kubik Workingspace pada 15 Oktober 2017, yang tertarik di grup whatsapp ada 197 akun dan yang datang saat kopdar pertama sebanyak 24 orang. Acara itu diharapkan bisa menjadi ajang tumbuh kembangnya ekonomi kreatif, khususnya subsector perangkat lunak di Sumbar.
“Dengan adanya komunitas ini, maka akan mudah untuk saling belajar dan saling berbagi antar programmer. Kita butuh sebuah wadah positif ini untuk tetap terus berkarya,” ujar Hendriko Firman selaku inisiator komunitas itu yang juga merupakan CEO Visio Incubator.
Komunitas itu berharap bisa menjadi lokomotif bagi kemajuan bangsa dengan banyaknya programmer yang mau ikut andil menuntaskan masalah bangsa dengan IT. “Tidak bisa disangsikan lagi, tiap negara berlomba-lomba untuk melahirkan banyak programmer. Karena di masa depan hampir semua masalah setiap negara bisa diselesaikan dengan IT,” ungkap Ogy Winenriandhika, selaku inisiator.
Komunitas itu berharap bisa mengajak stakeholder besar seperti Google, Facebook dan Bekraf untuk mendukung tumbuhnya ekosistem programmer ini. “Sebagai orang yang menerima beasiswa Google dan Udacity.com, saya beruntung sekali bisa merasakan ekosistem di platform ini. Saya berpikir, kenapa di kampung saya sendiri tidak ada komunitas yang mendukung ekosistem ini. Maka dari itulah, kami mendirikan komunitas ini. Kami akan segera menghubungi Google dan big tech companies lainnya untuk bekerja sama dan mendukung gerakan ini,” tambah Aditya Persada, selaku inisiator.
Memberikan ruang gerak untuk terus belajar
Komunitas ini dirasakan sangat bermanfaat oleh Poppy, yang merupakan baru pertama kali belajar IT dan coding saat direkomendasikan oleh teman. Sebagai seorang dengan latar belakang keilmuan kesehatan, ia sangat amaze bagaimana IT memainkan peran di masa depan.
“Komunitas ini sangat penting untuk saya bisa belajar. Saya biasa belajar di platform seperti freecodecamp.com dan CodeCademy. Akan tetapi saat saya stuck, saya tidak tahu tempat mengadu. Maka dari itulah, saya ingin bergabung di komunitas ini untuk bisa belajar lebih banyak lagi,” katanya.
Di komunitas itu nanti ada dua kegiatan, yaitu community empowering dan capacity building. Dua kegiatan itu yaitu membantu membangun ekosistem dan saling belajar antar sesama. Hendriko berharap banyak manfaat yang diberikan.
“Dengan komunitas ini, akan banyak lahirnya programmer-programmer handal yang mau membantu siapnya Indonesia memasuki dunia digital,” katanya.
Telah ada 24 orang pendiri dan sekarang telah dilakukan rancangan untuk pendaftaran anggota komunitas ini, yang nantinya akan dibuka di pertengahan bulan November 2017. (rin/rel)
Komentar