SAWAHLUNTO – Tiga kasus Malaria Vivax ditemukan di Kota Sawahlunto. Kasus itu kembali muncul setelah 10 tahun terjadi di kota itu pada tahun 2007 silam. Dua kasus terdapat di Bukit Jonti Kolok Nan Tuo Kecamatan Barangin dan satu kasus di Kelurahan Tanah Lapang Kecamatan Lembah Segar.
Bidang Kesehatan Masyarakat, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kesmas P2P) Dinas Kesehatan Sawahlunto telah turun ke lapangan dan sudah memberi obat dan dilakukan epidemologi dan tengah mencari vektor atau nyamuk yang terinfeksi. Bidang Kesmas juga tengah melakukan penelitian apakah parasit yang ada pada nyamuk Anopheles itu memang sudah sudah ada di sana atau datang dari daerah luar.
Kasi P2P Bidang Kesmas P2P Dinas Kesehatan Sawahlunto, Sriwaresky Ismal menyatakan, penyakit itu biasa terdapat di daerah tropis. Penyakit itu sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan yang memungkinkan nyamuk untuk berkembang biak dan berpotensi melakukan kontak dengan manusia serta menularkan parasit malaria.
“Contoh faktor-faktor lingkungan itu antara lain hujan, suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin, ketinggian,” kata Sriwaresky, Senin (16/10).
Salah satu faktor lingkungan yang juga mempengaruhi peningkatan kasus malaria adalah penggundulan hutan, terutama hutan-hutan bakau di pinggir pantai. Akibat rusaknya lingkungan, nyamuk yang umumnya hanya tinggal di hutan, dapat berpindah di pemukiman manusia. Kerusakan hutan bakau dapat menghilangkan musuh-musuh alami nyamuk sehingga kepadatan nyamuk menjadi tidak terkontrol.
Sriwaresky menambahkan, malaria adalah penyakit akut dan dapat menjadi kronik yang disebabkan oleh protozoa (genus plasmodium) yang hidup intra sel yang ditandai dengan demam, anemia dan splenomegali.
Penyakit malaria yang terjadi pada manusia memiliki 4 jenis dan masing-masing disebabkan oleh spesies parasit yang berbeda, yaitu, Plasmodium facifarum menyebabkan malaria tropika (malaria tertiana maligna) Plasmodium vivax menyebabkan malaria tertiana (malaria tertiana benigna) Plasmodiun ovale menyebabkan malaria ovale Plasmodium malariae menyebabkan malaria quartana.
“Untuk Sawahlunto sendiri baru malaria Vivax yang ditemui dan ini baru kembali ditemukan setelah kejadian pada 2007 lalu,” katanya. (tumpak)
Komentar