PADANG – Laju inflasi tahunan Sumatera Barat di triwulan ketiga tahun 2015 mulai menurun setelah meningkat pada triwulan sebelumnya. Inflasi Sumatera Barat pada triwulan III tercatat sebesar 6,25 persen (year of year/ yoy) atau menurun dibandingkan triwulan II sebesar 8,17 persen (yoy).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia wilayah Sumatera Barat Puji Atmoko menyebutkan, angka tersebut lebih rendah dibandingkan laju inflasi nasional dan rata-rata provinsi di Sumatera. Menurunnya tekanan inflasi disebabkan oleh pasokan bahan pangan khususnya bumbu-bumbuan yang relatif terjaga.
“Menurunnya permintaan masyarakat terhadap sejumlah barang dan jasa setelah periode Idul Fitri dan sebagai dampak melemahnya ekonomi juga berpengaruh terhadap penurunan inflasi pada triwulan laporan,” kata Puji.
Laju inflasi Sumbar dari awal tahun cenderung terus menurun dan pada akhir tahun 2015 diprakirakan berada pada level terendah dengan kisaran 0,3 persen sampai 0,7 persen (yoy). Rendahnya tekanan inflasi pada triwulan IV 2015 disebabkan oleh terkendalinya pasokan bahan makanan, khususnya komoditas cabai merah seiring masuknya musim panen di sejumlah daerah pemasok serta turunnya harga BBM, TTL, dan gas seiring dikeluarkannya paket kebijakan ekonomi Pemerintah.
Secara tahunan, menurunnya secara signifikan inflasi Sumbar disebabkan oleh beberapa faktor. Di antara faktor tersebut seperti menurunnya daya beli masyarakat, membaiknya koordinasi program TPID dan relatif tidak adanya kebijakan kenaikan harga-harga komoditas yang diatur Pemerintah (administered price).
Kemudian, masih adanya base effect dari kenaikan harga BBM bersubsidi pada akhir tahun 2014, serta membaiknya pasokan beberapa komoditas pangan seperti cabai merah, beras dan bawang merah juga menjadi faktor penurunan inflasi. (feb)
Komentar