MENTAWAI – Seorang warga yang mengalami kelainan jiwa mengamuk di kantor Radio Sura’ Fm di Km.7 Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kamis (8/9) sekitar pukul 09.45 WIB. Akibatnya, kaca kantor radio tersebut hancur berantakan. Beruntuk tak ada korban terluka akibat kejadian itu.
Manager Program Sura’ fm, Rinal Suryadinata kepada padangmedia.com mengatakan, kejadian berawal saat ia dan Direktur Radio tengah berbincang-bincang. Tiba-tiba, Orang Tak Dikenal (OTK) menyerang dan memukul bagian depan kaca ruangan tamu dengan menggunakan kayu balok hingga hancur berantakan di lantai.
“Kita heran entah terpicu apa sehingga orang tersebut tiba-tiba mengamuk dan menghancurkan kaca depan radio,” ujarnya.
Setelah menghancurkan kaca, OTK yang kemudian diketahui bernama Malik Alsaleh Sakerebau (32) kabur. Ia lalu dikejar oleh warga setempat dan berhasil dikejar. Selanjutnya pelaku dibawa ke Polres Mentawai untuk diamankan.
Kapolres Mentawai AKBP, Hasanuddin, S.Ag saat ditemui padangmedia.com mengatakan, ternyata si pelaku memiliki kelainan jiwa (gila), karena itu ia tidak bisa diproses hukum. Pihak Polres kemudian menyerahkan pelaku ke pihak Sat Pol PP Mentawai untuk diamankan. Pihak Sat Pol PP setelah itu menghubungi keluarga pelaku untuk menjemput, karena kalau pelaku dibiarkan lepas begitu saja, dikhawatirkan akan menimbulkan persoalan baru.
Kasat Pol PP Mentawai, Rikson Hutaean mengatakan, pihak keluarga diminta membuat surat perjanjian supaya tidak ada lagi kejadian. “Nanti kalau ini dibiarkan akan ada lagi korban berikutnya. Pasalnya, orang gila tersebut gilanya merusak dan menghancurkan,” ujarnya.
Rikson juga menegaskan kepada anggota harus waspadai kejadian-kejadian yang akan berdampak buruk terhadap masyarakat ataupun di lingkungan perkantoran. Petugas harus sigap menghadapi situasi seperti itu, katanya.
Sementara, salah seorang warga Sagitcik, Januar Sendi membenarkan bahwa si pelaku yang merusak kaca radio Sura’ itu adalah orang gila. Ia berasal dari Dusun Sagitcik Kecamatan Sipora Selatan. Menurut Januar, masyarakat di sana sudah resah melihat kelakuannya.
“Makanya, dia tidak bisa datang lagi ke kampung itu, karena masyarakat di sana sudah capek menghadapinya. Akhirnya si pelaku datang ke Tuapeijat. Si pelaku ini tidak bisa dibiarkan lepas begitu saja di lingkungan masayarakat, keluarganya harus mengawasi ketat,” kata Januar. (ers)
Komentar