PADANG – Akitifis mahasiwa kota Padang yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Peduli Pancasila (GMPP)pada Rabu (19/8) malam menggelar diskusi publik bertemakan “Refleksi Kemerdekaan : Aktualisasi Pancasila Untuk Menguatkan Persatuan Indonesia”.Acara itu dihadiri puluhan mahasiswa dari berbagai Universitas yang ada di Kota Padang dengan pemateri dari Pendiri Komunitas Kajian Kritis Limau Manih(KAKI LIMA).
Dicky Sikumbang Ketua Komunitas KAKI LIMA dalam paparannya mengatakan bahwa bahwa Pancasila di zaman militer disesuaikan dengan kepemimpinan militerisme Soeharto, sehingga Pancasila dikategorikan hanya milik para elite kepentingan,karena penafsiran nilai-nilai Pancasila lebih banyak dimanipulasi untuk politik kepentingan.Sedangkan pemahaman aktualisasi Pancasila tidak sampai pada kehidupan bermasyarakat sehari-hari.
Gerakan sosial masyarakat di Indonesia hingga saat ini lebih banyak beroritentasi pada kekuasaan dan bukan sebuah pergerakan berlandasan ideologis. Namun gerakan para elit kepentingan tersebut cenderung mengatasnamakan ideologi Pancasila,”jelasnya.
“Permasalahan utama yang membuat Pancasila tidak pernah terealisasikan kepada rakyat, karena rakyat tidak pernah diberikan pendidikan aplikatif dari nilai-nilai aktualisasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan Gerakan Mahasiswa Peduli Pancasila muncul mengartikan banyak masyarakat mengenal pancasila,”ucapnya.
Lanjutnya Pancasila lahir dari sebuah kesepakatan sebagai solusi besar untuk pemersatu bangsa dan dijadikan sebagai landasan bernegara. Hal tersebut dikarenakan ciri-ciri dari Pancasila adalah komunal atau kebersamaan yang tertuang dalam Bhinneka Tunggal Ika. Akibatnya pemikiran masyarakat cenderung menjadi liberal dan kapitalis, karena penafsiran Pancasila saat ini telah dimanipulasi oleh para elite kepentingan,”ungkapnya..
Sementara itu, Ketua Panitia Diskusi Gerakan Mahasiswa Peduli Pancasila (GMPP), Dori Asra Wijaya mengatakan bahwa Negara Indonesia merupakan manifestasi kesepakatan dari perbedaan kultur, etnis, agama dan bahasa yang dikemas dalam sebuah ideologi bernama Pancasila yang menjadi pilar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Pancasila mampu mengakomodasi keanekaragaman yang terdapat dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia yang pluralistik,”ujarnya.
Dikatakan,”berbagai fakta dan fenomena yang berkembang menunjukkan bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang ditandai terutama oleh kemerosotan akhlak dan degradasi nilai-nilai pancasila, seperti tercermin dalam perilaku yang lebih mengedepankan nilai-nilai individualisme, pragmatisme, dan liberalisme sehingga mengikis nilai-nilai gotong royong, musyawarah mufakat, toleransi, persatuan dan kesatuan, jelasnya.
Atas dasar gambaran kondisi kehidupan masyarakat Indonesia seperti itu perlu dicari solusinya agar NKRI tetap utuh dan kokoh. Untuk itu, melalui diskusi publik ini bertujuan untuk mengkaji sekaligus mengingatkan kembali para pemuda dan mahasiswa tentang nilai-nilai serta arti penting memahami Pancasila sebagai Ideologi Negara Indonesia,ungkapnya.(baim)
Komentar